Hari Jadi Komunitas Diajeng ke 5 dirayakan dengan gowes mengenakan kebaya keliling Kota Semarang.
- Filosofi Tanjak dan Jenis yang Sering Digunakan di Sumsel
- Taman Safari Prigen Raih Penghargaan Indonesia Leading Thematic Recreation Park at East Java
- Pemkot Surabaya Beri Sentuhan Akhir Sebelum Opening Destinasi Wisata Pecinan Kya-kya
Kegiatan tersebut sekaligus merayakan Hari Pahlawan yang diperingati 10 November lalu.
Ketua Komunitas Diajeng Semarang, Maya mengatakan, KDS tetap akan melestarikan budaya kebaya dan jarik.
Terutama untuk kaum milenial tidak malu mengenakan kebaya atau jarik maupun lurik.
"Gowes jadi media berkebaya, harapannya anak muda makin cinta dan bangga budaya sendiri dan gemar pola hidup sehat," katanya.
Kegiatan gowes berkebaya ini di pimpin oleh Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. Wakil Walikota sendiri mengenakan atasan kebaya warna merah, dengan setelan bawah sporty.
"Gowes kebaya bukan mengenalkan saja tapi membuktikan berkebaya tidak buat berat aktivitas," kata Mbak Ita, sapaan Wakil Wali Kota, dilansir dari Kantor Berita RMOLJateng.
Start gowes dimulai dari Polder Tawang dengan penanaman pohon agar lingkungan sekitar lebih hijau.
Kemudian, Mbak Ita mengajak ibu-ibu Diajeng berbelanja di Pasar Johar untuk kebutuhan sehari-hari sekaligus menjadi penglaris pedagang.
"Ini untuk membuat laku, mengajak ibu -ibu menglarisi dagangan sehingga pedagang merasa bagian dari Pasar Johar," ujarnya.
Kemudian, rombongan menuju destinasi wisata Grand Maerakaca.
Tetap dengan kebaya rombongan berkeliling di miniatur Jawa Tengah itu.
"Tentunya makna berkebaya ini bahwa kita belanja, olahraga, gowes, beraktifitas itu apapun ternyata fleksibel bisa dipakai apapun", ungkapnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gowes Bareng Komunitas Pesepeda, Eks Wabup Gresik Muchammad Qosim: Dukungan Warga Gresik ke AMIN Kian Menguat
- Diajak Gowes Bareng Wakil Dubes Inggris, Wali Kota Eri Cahyadi: Sepeda Larang Rek!