KSAD Ingin Rangkul KKB, Muslim Arbi: Sebaiknya jadi Diplomat Saja

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman/Youtube sekretariat kepresidenan
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman/Youtube sekretariat kepresidenan

Pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang ingin merangkul Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menuai pro dan kontra.


Bahkan Jenderal Dudung disarankan untuk menjadi diplomat dibanding menjabat sebagai KSAD jika ingin merangkul Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

"Siapa KKB itu sudah dikategorikan sebagai gerakan separatis. Seharusnya AD sudah ambil sikap tegas bela NKRI hadapi KKB. Bagaimana TNI mau rangkul KKB padahal KKB telah membunuh TNI-Polri dan Rakyat. Apa perlu jumlah korban berjatuhan makin banyak lagi?" ujar Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi melansir pemberitaan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (24/11).

Padahal kata Muslim, TNI AD bukanlah juru lobi dan diplomasi. Karena, tugas TNI AD adalah membela dan mempertahankan bangsa dan kehormatan negara.

"Bukan berdiplomasi dengan KKB. Kalau KSAD mau berdiplomasi dengan KKB, sebaiknya jadi diplomat saja, bukan KSAD ya. Keliru kalau sebagai KSAD. Dudung pakai trik-trik diplomasi hadapi KKB," pungkas Muslim.

Dalam kunjungan perdananya usai resmi dilantik sebagai KSAD, mantan Pangkostrad ini langsung terbang ke Jayapura, Papua. Di sana, Dudung mengambil apel prajurit yang bertugas.

Dalam arahannya, Dudung menegaskan bahwa seluruh prajurit TNI diwajibkan memiliki cara pandang yang sama terhadap Kelompok Kriminal Bersanjata (KKB) yang kerap berulah dan melancarkan teror itu.

Menurut orang nomor satu di Angkatan Darat ini, orang-orang yang bergabung dalam KKB merupakan sebagian kecil masyarakat yang belum memiliki kesepahaman mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Jangan sampai sedikit pun berpikiran bahwa KKB itu adalah musuh kita, mereka saudara kita yang belum paham tentang NKRI," kata Dudung di Jayapura, Selasa (23/11).