WHO Minta Negara-negara Tidak Panik Hadapi Varian Omicron

Ilustrasi/Getty Images
Ilustrasi/Getty Images

Kemunculan varian baru B.1.1.529 atau yang lebih dikenal dengan Varian Omicron cukup banyak menyita perhatian dunia, lantaran berpotensi jauh lebih menular dan berbahaya, bahkan dari Varian Delta.


Kendati begitu, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Rusia, Melita Vujnovic pada Sabtu (27/11) mengatakan tidak ada alasan untuk panik mengenai varian baru tersebut.

"Tidak perlu panik, karena kita belum tahu jika virus ini melewati vaksin, seberapa besar itu akan mengurangi efektivitas vaksin apa pun. Kita tidak tahu itu saat ini," ujarnya, seperti dikutip Sputnik.

Namun, Vujnovic memang berasumsi bahwa varian Omicron mungkin lebih menular daripada strain lainnya.

Pada Jumat (26/11), WHO mengidentifikasi Varian Omicron yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan sebagai salah satu "Variant of Concern",

"Varian baru Covid-19, Omicron, memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan. Inilah sebabnya mengapa kami perlu mempercepat upaya untuk kesetaraan vaksin secepat mungkin dan melindungi yang paling rentan di mana-mana," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Varian Omicron baru dilaporkan membawa 32 mutasi. Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan Angelique Coetzee mengatakan Omicron menghasilkan penyakit ringan, tanpa sindrom yang menonjol.

Kemunculan varian baru ini membuat sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Kanada, Israel, hingga Australia membatasi bahkan menutup pintu perbatasan untuk Afrika Selatan.

Afrika Selatan sendiri telah mengkritik keputusan larangan terbang tersebut, dengan menyebutnya sebagai prematur.