Semeru Erupsi, Warga Binaan dan Petugas Lapas Banyuwangi Gelar Sholat Ghoib

Warga Binaan dan Petugas Lapas Banyuwangi menggelar salat gaib dan doa bersama untuk korban erupsi Gunung Semeru/RMOLJatim
Warga Binaan dan Petugas Lapas Banyuwangi menggelar salat gaib dan doa bersama untuk korban erupsi Gunung Semeru/RMOLJatim

Atas peristiwa yang menyisakan duka mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia itu, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan petugas Lapas Banyuwangi menggelar sholat ghoib dan doa bersama untuk para korban terdampak erupsi Gunung Semeru.

Diawali dengan salat gaib berjamaah, kegiatan yang dipusatkan di Masjid At-Taqwa Lapas Banyuwangi itu dilanjut dengan membaca zikir dan doa bersama.

Kalapas Banyuwangi, Wahyu Indarto mengatakan kegiatan tersebut digelar, dikhususkan untuk mendoakan masyarakat yang berada di sekitar Gunung Semeru yang telah menjadi korban. Baik yang meninggal maupun mengalami luka-luka.

"Mudah-mudahan yang meninggal diampuni segala dosa-dosanya dan diterima segala amal ibadahnya, yang mengalami luka-luka mudah-mudahan lekas diberikan kesembuhan" ucap Wahyu dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (6/12).

Dengan kegiatan tersebut, diharapkan Gunung Semeru dapat menurun aktifitasnya hingga ke level aman, sehingga tidak menelan korban jiwa yang lebih besar lagi.

"Terjadinya musibah tersebut mari dijadikan pengingat bagi kita semua untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT Tuhan yang Maha Kuasa, mudah-mudahan kita semua senantiasa berada dalam lindungan Allah," ujarnya.

Untuk diketahui, dikutip dari laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sampai saat ini data sementara warga yang terdampak sejumlah 5.205 jiwa, 27 jiwa dinyatakan hilang dan 15 jiwa dinyatakan meninggal dunia. Dari jumlah korban meninggal, sebanyak 8 jiwa teridentifikasi dari Kecamatan Pronojiwo, sementara 7 lainnya dari Kecamatan Candipuro. 

Selain menelan korban jiwa, awan panas guguran Gunung Semeru juga merusak sektor pemukiman dan infrastrukur di beberapa kecamatan di Kabupaten Lumajang. Data sementara menyebutkan rumah yang terdampak berjumlah 2.970 unit, fasilitas pendidikan terdampak langsung 38 unit, jembatan putus 1 unit, yakni Gladak Perak yang menghubungkan Lumajang menuju Kabupaten Malang.