KontraS: Ada 207 Anak Aceh yang Mencari Kuburan Orangtuanya

Acara HAKTP 16 bertajuk 'Tulak Bala', digagas oleh LBH Banda Aceh/RMOLAceh
Acara HAKTP 16 bertajuk 'Tulak Bala', digagas oleh LBH Banda Aceh/RMOLAceh

Penanganan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Aceh hingga saat ini belum jelas arah. Terutama terkait dengan kasus penghilangan orang secara paksa.


"Dampaknya masih terjadi sampai detik ini," kata Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Aceh, Hendra Saputra, saat penutupan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan 16 (HAKTP16) bertajuk 'Tulak Bala' di LBH Banda Aceh, Jumat (10/12).

Menurut Hendra, konflik Aceh hanya berhenti ketika letusan suara senjata. Padahal kasus penghilangan paksa sampai hari ini, dampak konfliknya itu belum selesai, korbannya masih bertebaran di mana-mana.

"Pat kuburan yah lon, tulong peutunyoek siat (Di mana kuburan ayah saya, tolong ditunjukin sebentar), saya pingin melakukan ziarah ke kuburan ayah saya di setiap lebaran," ujar Hendra, sembari meniru ucapan sala satu anak dari korban konflik Aceh.

Menurut Hendra, persoalan itu belum tuntas hingga kini. Berdasarkan data KontraS, kata dia, ada 207 korban penghilangan paksa.

"Berarti ada 207 anak yang hari ini menanti di mana kuburan (jasad) bapak/ibunya berada," sebut Hendra, dikutip Kantor Beita RMOLAceh.

Hendra mengatakan persoalan konflik Aceh belum selesai. Pasalnya, masih banyak keluarga korban konflik beberapa tahun silam tidak diselesaikan dengan baik.

Harapan Hendra, persoalan tersebut menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh semua pihak.

"Mahasiswa bisa punya peran, anak muda bisa punya peran, kelompok-kelompok kreatif bisa punya peran," kata Hendra. "Cerita-cerita Aceh itu sangat banyak, cerita-cerita konflik itu sangat banyak yang perlu dilukiskan."

Beberapa tahun lalu, kata Hendra, Saddam merupakan seorang anak berumur 7 tahun meninggal di pangkuan ibunya. Karena terkena peluru nyasar.

Hendra menyebutkan pastinya seorang ibu pasti mempertanyakan anak di kubur di mana.

"Hari ini mamak-nya dituduh sebagai pelacur karena datang ke tempat tentara, berhenti di sini. Saya mengajak mari semua kita terus bersama," ujar Hendra.