Varian baru virus Covid-19 Omicron menghantui. Pasalnya, Indonesia telah mengkonfirmasi Omicron telah masuk dimana kasus pertama ditemui di Wisma Atlet, Jakarta Pusat.
- Terungkap, 28 DPC Partai Demokrat Berikan Dukungan Untuk Emil Melalui Bayu
- Rajin Minta Dukungan Parpol, Edy Rahmayadi: Bukan Curi Start, Demi Allah...
- Bantah Bjorka, M Said Fikriansyah: Saya Hanya Video Editor Biasa
Atas dasar hal tersebut, anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani mendesak pemerintah meningkatkan kesiapsiagaan sarana dan prasarana faskes (fasilitas kesehatan) di dalam negeri, termasuk obat, SDM, tenaga pendukung dan sebagainya sebagai antisipasi lonjakan kasus.
"Kita tidak berharap kasus Omicron meningkat, tapi bersiaga menghadapinya adalah wajib. Selain meningkatkan kesiagaan faskes, laju vaksinasi juga harus ditingkatkan, termasuk memastikan pengadaan vaksin dan distribusinya ke daerah-daerah secara proporsional,” tegas Netty lewat keterangan tertulis, Senin (20/12).
Hal ini diminta Netty karena beberapa minggu ke belakang, laju vaksinasi menurun. Dikhawatirkan menurunnya program vaksinasi ini di tengah meluasnya penyebaran virus Omicron akan memperbanyak angka kematian akibat pandemi Covid-19.
"Bagaimana program vaksin untuk anak 6-11 tahun dan vaksin booster bisa berjalan dengan baik jika mekanisme pengadaan vaksin belum clear? Jangan sampai di tengah jalan kita kehabisan stok vaksin,” katanya.
Terkait membangun kesadaran masyarakat, Netty meminta Satgas Covid-19 jangan kendor mengajak peran serta publik dalam menjaga disiplin protokol kesehatan.
Perang ini hanya dapat dimenangkan dengan partisipasi dan kolaborasi optimal semua pihak, terutama masyarakat, dalam menjaga disiplin prokes di mana pun berada. Jangan sampai masyarakat merasa pandemi sudah berakhir dan euforia memuaskan dahaga berkumpul dengan abai prokes,” tutupnya.
- Pemkab Gelar Blitar Youth Festival 2023, Wakil Ketua Dewan: Bisa Tumbuhkan Jiwa Wirausaha
- Ketua DPC Gerindra Kabupaten Probolinggo Bagi-bagi Ribuan Kaos Prabowo-Gibran di Pasar Tradisional
- Waspadai Potensi Kecurangan, Adian Napitupulu Sebut 48 Juta Kertas Suara Tak Terpakai