Gus Yahya Diyakini Bisa Bawa Hubungan NU-Muhammadiyah Mesra

Ketua umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf/Ist
Ketua umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf/Ist

Terpilihnya KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU akan membuat hubungan NU-Muhammadiyah semakin kokoh.


Hal ini disampaikan Ketua Harian PPKN (Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah), H Tjetjep Mohammad Yasien pada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (28/12).

"Yang  istimewa dan Insya Allah akan membawa ukhuwah yang semakin mesra antara NU-Muhammadiyah, Gus Yahya adalah alumni UGM dan Prof Haedar Nashir Ketum Muhammadiyah juga alumni UGM. Ini berarti keduanya terikat hubungan keluarga dalam wadah  Keluarga Alumni Gajah Mada (KAGAMA)," kata Gus Yasin, sapaan akrabnya.

Karena sama-sama berasal dari UGM, maka dampak positifnya akan turun ke bawah dan membuat NU-Muhammadiyah semakin mesra. 

"Kalau HMI dan PMII semakin mesra, ditambah semakin mesranya NU dan Muhammadiyah, saya yakin Insya Allah 90 persen persoalan Indonesia selesai. Sebab 10 persennya tinggal diselesaikan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara," tuturnya.

Terkait dengan terpilihnya Gus Yahya sebagai ketum PBNU, Gus Yasin memiliki catatan khusus. Apabila dlihat dari latar belakang organisasi Gus Yahya merupakan HMI. 

"Tidak bermaksud negatif memang biasanya agak sulit dari HMI  diterima untuk menjadi pimpinan. Jangankan di PBNU, dalam tingkat Cabang saja sulit dan sekarang Gus Yahya bisa terpilih. Kejadian ini menunjukkan bahwa warga NU sesungguhnya sudah terbuka menerima perbedaan untuk kemaslahatan yang lebih besar," terangnya.

Kader NU dari HMI memimpin PBNU, lanjut Gus Yasin, tentu akan berdampak besar. Tapi semoga dampak tersebut berbuah kebaikan untuk semuanya. 

"Saya sendiri sebagai KAHMI dan menyambut baik terpilihnya kader NU dari HMI. Insya Allah ini juga akan semakin merekatkan hubungan baik HMI dengan PMII," demikian Gus Yasin.