Teguh Santosa: Margiono Sosok Guru yang Berjasa dalam Kehidupanku

Ketua Umum JMSI Teguh Santosa bersama ekonom senior DR. Rizal Ramli, dan mantan Ketua Umum PWI Pusat Margiono di arena HPN 2016 di Lombok, NTB./Ist
Ketua Umum JMSI Teguh Santosa bersama ekonom senior DR. Rizal Ramli, dan mantan Ketua Umum PWI Pusat Margiono di arena HPN 2016 di Lombok, NTB./Ist

Duka mendalam turut dirasakan Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa setelah mendengar kabar mantan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat H. Margiono meninggal dunia pada hari ini, Selasa (1/2).


Bagi Teguh Santosa, Haji Margiono merupakan sosok guru yang berjasa dalam kehidupannya, khususnya dalam menyelami dunia pers di tanah air.

“Aku belajar banyak dari almarhum. Dia orang pertama yang memberi kesempatan padaku untuk memasuki industri pers, membukakan pintu untuk mengenal dunia yang lebih luas,” ujar CEO RMOL Network itu lewat akun media sosial pribadinya sesaat lalu.

Teguh Santosa yang pernah berkarir di bawah bendera Rakyat Merdeka Group, mengurai bahwa Margiono adalah orang yang mengajaknya untuk bergabung dalam PWI pada tahun 2013.

Kala itu, Margiono yang juga Direktur Utama Harian Rakyat Merdeka menempatkan Teguh Santosa sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PWI Pusat.

“Lama tak berjumpa dengannya. Terakhir bertemu di pelantikan PWI Jaya di Balaikota. Sebelum pandemi,” kenang Teguh Santosa yang sedang transit di Istanbul, Turki dalam perjalanan menuju Venezuela.

Kabar tentang Margiono selalu ditanyakan Teguh Santosa saat bertemu dengan wartawan senior. Salah satunya saat bertemu dengan Sekjen PWI Hendry Ch. Bangun pada kegiatan JMSI di Bandung, dua pekan lalu.

“Aku tanya kabarnya. Diceritakan secara umum baik-baik saja, dan disarankan bila ingin bertemu di hotelnya di BSD,” urai Teguh.

Beberapa hari lama berselang, wartawan senior lainnya, Ilham Bintang menghubungi Teguh tengah malam. Ilham Bintang menghubungi untuk memberi kabar bahwa Margiono masuk ke rumah sakit.

“Lalu, informasi terakhir dari tulisan Pak Dahlan Iskan dan tulisan Bang Ilham,” tuturnya.

“Aku baru mendarat di Istanbul, ketika kabar duka ini tiba. Kupanjatkan doa untuknya. Insya Allah, amal baik beliau diterima Allah SWT dan ditempatkan ia kelak di sebaik-baik tempat di sisi-Nya. Amin,” munajat Teguh Santosa.