Ribuan warga Rusia berkumpul di kota-kota besar seperti Moskow, St. Petersburg, dan Yekaterinburg untuk menolak keputusan Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina.
- Indonesia Pamerkan Keramahtamahan Budaya di Torzhok Rusia
- Mantan Presiden Rusia Ungkap Hamas Gunakan Senjata Bantuan Barat untuk Ukraina
- Sanksi Perdagangan Baru Uni Eropa, Semua Mobil Rusia Dilarang Lewati Perbatasan Polandia
"Tidak untuk perang!" seru mereka sembari mengangkat plakat-plakat menolak invasi pada Kamis (24/2).
Dari laporan The Independent, Putin langsung menindak demonstrasi dengan menangkap para pengunjuk rasa. Menurut kelompok pemantau hak asasi manusia OVD-Info, polisi telah menangkap 1.667 orang yang melakukan protes di 53 kota.
Gambar dan rekaman di media sosial menunjukkan petugas menangkap dan aktivis terkemuka, Marina Litvinovich.
"Ini adalah hari yang paling memalukan dan mengerikan dalam hidup saya," ujar seorang insinyur berusia 40 tahun, Yekaterina Kuznetsova ketika berdemonstrasi di St Petersburg.
"Saya bahkan tidak bisa pergi bekerja. Negara saya adalah agresor. Aku benci Putin. Apa lagi yang harus dilakukan untuk membuat orang membuka mata?" tambahnya.
Sejumlah tokoh ternama di Rusia juga melakukan protes atas langkah Putin di media sosial, seperti komedian Ivan Urgant, presenter Maxim Galkin, hingga pesepakbola Fedor Smolov.
Protes juga meletus di kota-kota besar di seluruh Eropa seperti London, Madrid dan Roma, untuk menentang invasi Rusia ke Ukraina.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Indonesia Pamerkan Keramahtamahan Budaya di Torzhok Rusia
- Mantan Presiden Rusia Ungkap Hamas Gunakan Senjata Bantuan Barat untuk Ukraina
- Sanksi Perdagangan Baru Uni Eropa, Semua Mobil Rusia Dilarang Lewati Perbatasan Polandia