Anis Matta: Indonesia Butuh Pemimpin Visioner Hadapi Krisis

Anis Matta
Anis Matta

Indonesia saat ini menghadapi lima tantangan besar. Untuk menghadapi tantangan itu dibutuhkan pemimpin yang memiliki terobosan besar.


Demikian dikatakan Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta.

Anis menuturkan Indonesia butuh pemimpin yang mampu menavigasi kapal di tengah badai krisis sistemik saat ini.

"Sekarang kita sadar, ternyata semua janji-janji Pemilu adalah janji-janji palsu yang sekadar diucapkan. Tapi terasa begitu sulit dijalani, dan semua seperti tidak ada yang relevan dengan situasi sekarang," kata Anis Matta kepada wartawan, Minggu (8/5).

Menurutnya, lima tantangan besar yang dihadapi Indonesia saat ini, adalah masalah perubahan iklim, perubahan geopolitik dunia, dan ketiga krisis ekonomi. Selain itu, tidak ada elite  yang memahami kompleksitas krisis dan terakhir soal potensi terjadinya revolusi sosial.

Merespons tantangan itu, Anis berpandangan Indonesia harus mampu menaklukkan gelombang krisis dunia tersebut dengan memilih pemimpin yang visioner bukan malah menebar janji manis semata semasa kampanye.

"Kenapa Indonesia harus menjadi kekuatan 5 besar dunia. Karena untuk memimpin negara sebesar Indonesia diperlukan pemikiran baru, dan wawasan baru, bukan janji-janji palsu,” tegasnya dikutip Kantor Berita Politik RMOL.

Akibat janji-janji palsu Pemilu itu, kata Anis Matta, banyak program pembangunan yang tidak bisa dilaksanakan. Dampaknya, pemerintah seperti menghadapi kebingungan untuk mencari solusi keluar dari krisis.

Menurut Anis Matta, masyarakat akan makin tidak percaya pada para elite dan pemimpin pemerintahan saat ini.  Akibatnya, krisis ekonomi akan masuk menuju ke tahapan revolusi sosial

"Karena itu, demo yang kita saksikan di awal Ramadhan kemarin, akan terus terjadi di hari-hari akan datang,” katanya.

Dia mengaku sudah mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal krisis sistemik ini. Ia meminta Jokowi perlu memilih dan menata ulang agenda-agenda prioritasnya.

"Krisis sistemik itu mirip orang tua yang penyakitnya sudah terlalu banyak, ada gula, ada kolesterol, ada tensi. Dikasih obat, ini sembuh, muncul penyakit yang lain, ada saja kontradiksinya. Makanya, kita harus berpikir terbalik, karena krisis pada dasarnya sebagai peluang,” demikian Anis.