Menjadi Jembatan Informasi Indonesia-Korea Utara, Teguh Santosa Raih Penghargaan Honorary Journalist of DPRK 

Duta Besar Korea Utara untuk Indonesia, An Kwang Il memberikan penghargaan kepada Teguh Santosa di Kedutaan Besar Korea Utara di Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (18/5)/RMOL
Duta Besar Korea Utara untuk Indonesia, An Kwang Il memberikan penghargaan kepada Teguh Santosa di Kedutaan Besar Korea Utara di Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (18/5)/RMOL

Selama dua dekade terakhir Teguh Santosa menjadi jembatan informasi bagi Indonesia dan Korea Utara. Ia kerap mengunjungi negara itu dan menuliskan reportase mengenai berbagai perkembangan di Korea Utara.


Tidak hanya itu, Teguh juga menjadi terlibat aktif dalam menjaga hubungan baik kedua negara. Ia pertama kali mengunjungi Pyongyang pada tahun 2003 sebagai utusan khusus almh. Rachmawati Soekarnoputri.

Karena ikut memberikan kontribusi untuk mempererat hubungan Jakarta-Pyongyang dalam kapasitasnya sebagai wartawan, CEO RMOL Network yang juga Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) itu mendapatkan penghargaan Honorary Journalist of Democratic People's Republic of Korea (DPRK) dari pemerintah Korea Utara.

Nama Teguh Santosa sebagai pemimpin JMSI diajukan oleh Komite Sentral Persatuan Jurnalis Korea Utara dalam rapat khusus yang digelar di Pyongyang, 10 April lalu. Bertepatan dengan peringatan ulang tahun ke-110 pendiri Korea Utara Kim Il Sung, dan ulang tahun ke-80 Ketua Kim Jong Il. Penghargaan itu diumumkan pada tanggal 12 April dalam sebuah pertemuan daring yang digelar Korean Friendship Asscociation (KFA) dari Spanyol.

Salinan sertifikat penghargaan Jurnalis Kehormatan diserahkan Duta Besar Korea Utara untuk Indonesia, An Kwang Il, kepada Teguh di Kedutaan Besar Korea Utara di Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (18/5).

"Katanya (Dubes An Kwang Il), sertifikat asli akan diserahkan di Pyongyang, bila situasi telah memungkinkan. Insya Allah segera, setelah pandemi Omicron yang sedang melanda negeri itu dapat diatasi dan perbatasan dibuka seperti sebelumnya," ujar Teguh di Facebook pribadinya pada Kamis (19/5).

Teguh merupakan alumni Universitas Padjajaran (Unpad) yang mengawali karier sebagai jurnalis pada tahun 2000. Ia juga sempat menempuh studi di National University of Singapore (NUS) dan gelar master diperolehnya dari University of Hawaii at Manoa (UHM). Saat ini Teguh sedang menyelesaikan pendidikan doktoral di jurusan Hubungan Internasional Unpad, dan menulis disertasi mengenai perdamaian dan reunifikasi Korea. 

Sebagai jurnalis, Teguh yang juga dosen Ilmu Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, telah menjadi jembatan informasi bagi publik Indonesia terkait Korea Utara. Dengan akses ke Korea Utara yang dimilikinya, ia kerap meluruskan informasi bengkok mengenai negara itu.

Pada 2009, Teguh dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal Perhimpunan Persahabatan Indonesia dan Korea (PPIK). Itu adalah organisasi yang didirikan oleh Rachmawati pada 2001. Pada 14 Februari 2022, ia didaulat menjadi Ketua Umum PPIK.

Teguh diutus oleh Rachmawati pada Oktober 2015 untuk menyerahkan "Star of Soekarno" untuk Kim Jong Un, yang diterima Presiden Presidium Majelis Tertinggi Rakyat Korea, Kim Yong Nam

Selain PPIK, Teguh juga dipercaya untuk memimpin Biro Informasi Publik untuk Asia Pacific Regional Committee for Peaceful Reunification of Korea (APRCPRK), dan Sekretaris pada Organizing Committee of the International Festival to Praise the Great Persons of Mt. Paektu (OCIFPGPP).