Misi Dagang di Bangka Belitung, Kerupuk Olahan Duri Ikan UMKM Binaan SIER Ludes Terjual

Gubernur Jatim Khofifah bersama Dyah Wahyuni Velista Craft bersama produk perhiasan kain perca, didampingi Direktur Operasi PT SIER Didik Prasetyono dan Sekdaprov Bangka Belitung, Naziarto
Gubernur Jatim Khofifah bersama Dyah Wahyuni Velista Craft bersama produk perhiasan kain perca, didampingi Direktur Operasi PT SIER Didik Prasetyono dan Sekdaprov Bangka Belitung, Naziarto

Sebagai kawasan industri yang green, modern dan integrated, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) berkomitmen ikut mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).


Komitmen itu diwujudkan dengan melakukan pembinaan dan mendorong strategi pemasaran produk.

Seperti meningkatkan jejaring konektivitas dengan mengikuti pameran di acara Misi Dagang dan Investasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (24/5).

Empat UMKM yang memiliki keunikan dan kekhasan yang diikutkan pameran kali ini.

Direktur Operasi PT SIER, Didik Prasetiyono mengatakan, pihaknya kali ini fokus kepada UMKM binaan yang bertumpu pada circular economy, yaitu model produksi dan konsumsi, yang melibatkan berbagi, menggunakan kembali, memperbaiki, memperbarui dan mendaur ulang bahan baku dan produk yang ada selama mungkin.

Seperti UKM Lestari, yang memproduksi kerupuk duri ikan. UMKM dari Kenjeran, Kota Surabaya ini milik Ach Chozin. UMKM ini mampu memantik perhatian pengunjung karena produknya yang unik dan jarang ada yang memproduksi.

"Kami mengajak UMKM yang memproduksi kerupuk yang terbuat dari olahan duri ikan. Ini unik, karena selama ini duri ikan dipandang sebagai limbah. Namun di tangan kreatif warga Jawa Timur, duri ikan bisa dipresto dan diolah menjadi krupuk yang rasanya sangat nikmat," ujar Didik, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Keunikan ini, kata Didik, menjadi daya tarik peserta acara Misi Dagang dan Investasi. Mereka langsung memborong kerupuk tersebut, bahkan diantaranya ada yang berkomitmen siap menjadi reseller kerupuk duri ikan tersebut.

"Pak Chozin ini sangat kreatif dalam melihat peluang,  berbagai bentuk variasi produk sejenis rasanya perlu diberi tempat agar bisa diterima pasar. Ini tadi lumayan banyak banyak yang ingin jadi resellernya," ungkap Didik.

Selain UMKM kerupuk duri ikan, PT SIER juga menampilkan UMKM Omahlegits milik Yuyum Mardojo yang memproduksi aneka kue sehat, UMKM Yayuthres milik Theresia Yusufiani yang memproduksi ecoprint dan shibori, kain printing dengan tinta ramah lingkungan,  serta UMKM Velista Craft milik Diah Wahyuni yang memproduksi craft dan fashion dari kain perca yang dirangkai menjadi hiasan indah dan menarik.

"Bangka Belitung ini selain terkenal karena Timah dan Wisata, produk olahan ikan termasuk kerupuk mendapatkan tempat cukup penting, replikasi bisnis kerupuk olahan duri ikan sangat mungkin dilakukan," ujarnya.

Alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga ini mengatakan, SIER selalu berkomitmen untuk mendorong kreativitas untuk kemandirian ekonomi agar terus muncul UMKM-UMKM baru. Sebab UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia.

"Arahan Ibu Gubernur Jawa Timur sangat jelas, momentum bangkitnya ekonomi pasca pandemi ini harus ditangkap semua pihak, termasuk juga kewajiban kita ikut mendorong UMKM bangkit," katanya.

Dalam lima tahun terakhir, jelas Didik, program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan PT SIER telah banyak menyalurkan modal untuk UMKM binaan melalui program kemitraan. Modal itu telah mampu mendukung 387 UMKM dengan total penyerapan tenaga kerja 1.336 orang.

“PT SIER juga senantiasa mengutamakan UMKM serta produk dalam negeri dalam setiap pemenuhan kebutuhan operasional maupun investasi perusahaan,” tandasnya.