Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswesan, sejauh ini memiliki tingkat elektabilitas tinggi seperti calon presiden lain yaknj Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Hanya saja, bagaimana jadinya jika Anies tidak lagi menjadi gubernur? Apa yang akan dilakukan Anies untuk mempertahankan elektabilitasnya?
- Anies Baswedan: Pemilu Menentukan Arah Kebijakan, Bukan Sekedar Pilih Orang
- Jika Prabowo Rangkul Koalisi Perubahan, Anies Bakal Gigit Jari
- Gagal Pengaruhi Publik, Retorika Anies Dinilai Sebagai Sekedar 'Omon-omon'
Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair), Fahrul Muzaqqi mengungkapkan bahwa posisi Gubernur Anies sangat sulit.
Selain tidak punya partai, kata Fahrul, elektabilitas Anies bisa saja terjun bebas setelah dia tidak lagi menjabat sebagai gubernur.
"Saat ini Anies memegang posisi formal sebagau Gubernur DKI Jakarta. Konon satu kakinya sudah menginjak istana. Dalam sejarah perkembangan politik elektabilitas indonesia, posisi dia sangat layak diperhitungkan walaupun dia bukan kader partai atau tidak punya partai. Tapi bagaimana jika dia tidak lagi menjabat?" Urai Fahrul dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (2/6).
Seperti diketahui, masa jabatan Anies Baswedan akan berakhir pada Oktober 2022. Setelah itu dia akan digantikan oleh PJ Gubernur. Dalam situasi ini, menurut Fahrul, Anies harus mampu mempertahankan elektabilitasnya agar tidak merosot.
"Dalam kontestasi menuju 2024, bagaimana Anies mempertahankan self brandingnya. Itu yang penting. Elektablitasnya harus dipertahankan atau ditingkatkan tren positifnya," katanya.
Memang tidak gampang bagi Anies untuk mempertahankan elektabilitasnya. Dalam hal ini, Anies harus punya strategi. Dia akan melakukan apa setelah tidak menjabat Gubernur DKI Jakarta.
"Pasca Anies tidak menjabat, ada kekosongan ruang sampai perhelatan Pilpres 2024. Nah jarak ruang kosong ini perlu dipikirkan. Anies akan melakukan apa untuk pertahankan self brandingnya agar persepsi masyarakat tidak luntur," tuturnya.
Karena itu Fahrul menyarankan agar Anies mulai terbuka dan bersikap pro aktif menyambut elit-elit parpol yang berusaha mendekatinya.
"Bagaimana pun Anies butuh kendaraan. Sebab di situ ketum-ketum Parpol harus diberi ruang yang luas untuk pendekatan," tandasnya.
- Elektabilitas Anwar Sadad Sebagai Cagub Jatim Tembus 9%, ARCI Beberkan Faktornya
- Gus Fawait: Kita Bangga Indonesia Junjung Tinggi Demokrasi
- Mensyukuri Penetapan Hasil Pemilu 2024 Dengan Kemenangan Prabowo-Gibran, Khofifah Imbau Tidak Ada Euforia Berlebihan