UMKM Pembuat Spunbond di Banyuwangi Bisa Jual 10 Ribu Tas Tiap Bulan

Bupati Ipuk saat berbincang dengan pekerja disabilitas/Hms
Bupati Ipuk saat berbincang dengan pekerja disabilitas/Hms

Salah satu pelaku UMKM di Banyuwangi yang memiliki usaha tas spunbond kembali bangkit, setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19.


Usaha milik Arila Ika asal Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo ini mampu menjual tas hingga 10 ribu tiap bulannya.

Berkat optimisme dan kegigihan, usaha Arila kini mulai bergeliat. Hal itu, terlihat saat saat dikunjungi Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani di sela program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), pada Rabu (22/6) kemarin.

“Alhamdulillah sudah berangsur pulih. Pesanan tas saya mulai banyak,” kata Arila kepada Bupati Ipuk, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (23/6).

Dalam sebulan, Arila bisa menjual 6.000-10.000 buah tas spunbond berbagai ukuran. Baik yang dipasarkan di sejumlah supermarket, maupun orderan langsung dari masyarakat.

Harga yang ditawarkan mulai Rp1.500 sampai Rp15.000 per buah, tergantung ukuran dan ketebalan bahan.

“Selain menerima pesanan areal Banyuwangi, kami juga pasarkan secara online lewat e-commerce,” ujar Arila.

Sebelum pandemi, pemilik usaha ‘’Bangorejo Collection” itu mengatakan setiap bulan bisa menjual lebih dari 15.000 buah tas spunbond. Meski kini secara jumlahnya menurun, Ia bersyukur usahanya kembali bergeliat. Bahkan dua bulan terakhir Arila mulai membuat produk baru, kotak hantaran dan souvenir.

“Kita memanfaatkan kain-kain dan bahan sisa supaya tidak terbuang. Alhamdulillah respon pasar juga bagus,” ucapnya.

Arila menceritakan, usaha membuat tas spunbond itu dirintis pada 2014. Dia mengelola usahanya bersama suami. Saat ini, mereka telah memiliki 20 pekerja yang bertugas menjahit, menyerut, memotong bahan, serta memasang asesoris.

Mereka memberdayakan ibu-ibu dan warga di sekitar tempat tinggalnya. Termasuk penyandang disabilitas. Tiga orang dari puluhan pekerjanya adalah penyandang disabilitas.

Bupati Ipuk Fiestiandani bangga dengan semangat dan usaha pantang menyerah para pelaku UMKM. "Terima kasih untuk tidak menyerah dengan keadaan," kata Ipuk.

Ipuk juga mengapresiasi keputusan Arila dan suami memberikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.

“Ini patut dicontoh para pengusaha yang lain. Teman-teman disabilitas juga sama seperti lainnya. Memberikan kesempatan mereka untuk berkarya, artinya kita membantu mereka untuk berdaya,” ujar Ipuk.

Seorang teman daksa, Krisna, mengaku senang bisa bekerja di Bangorejo Collection. “Alhamdulillah ada yang mau nerima (kerja). Bersyukur sekali saya bisa kerja dekat rumah,” kata Krisna yang kebagian tugas menjahit.