77 Personel Polresta Banyuwangi Naik Pangkat, Disiram Air Bunga Biar Wangi

Kapolresta Banyuwangi, Kombespol Deddy Foury menyiramkan air bunga kepada salah seorang anggota di institusi yang dipimpinnya/RMOLJatim
Kapolresta Banyuwangi, Kombespol Deddy Foury menyiramkan air bunga kepada salah seorang anggota di institusi yang dipimpinnya/RMOLJatim

Sejumlah 77 personel Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyuwangi disiram air bunga sebagai tanda telah naik pangkat.


Tujuannya, agar turut mengharumkan kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa ini.

Dari 77 personel itu terdiri dari 74 Bintara, 2 pegawai PNS dan Kepala Polresta Banyuwangi Kombespol Deddy Foury Millewa.

Ucapan selamat datang dari banyak kalangan, mulai pejabat pemerintahan hingga pelaku usaha dan pariwisata. Bermacam karangan bunga berjajar rapi mengelilingi halaman markas komando polisi itu.

Kapolresta Banyuwangi, Kombespol Deddy Foury Millewa mengatakan, dalam Upacara Kenaikan Pangkat Personel dan PNS di lingkungan Polri di Banyuwangi ini ditandai dengan prosesi siraman air bunga kepada seluruh personel.

Menurutnya, hal ini sesuai dengan filosofi Banyuwangi. Yaitu, ‘banyu’ itu air – ‘wangi’ itu harum seperti bunga. Jadi ketika anggota disiram dengan air bunga agar jiwa dan tindakan mereka sesuai yang diharapkan oleh Banyuwangi.

“Semoga ini menjadi titik tolak untuk menjadi hebat lagi, lebih giat lagi ke depan, sehingga bisa mengharumkan Polresta Banyuwangi,” ungkap Kombespol Deddy, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (4/7).

Kenaikan pangkat di tubuh Polri, lanjutnya, bukan merupakan hal yang bersifat otomatis. Melainkan ada kajian panjang, profiling pribadi anggota termasuk catatan kedinasan maupun kepolisian. Apabila ada masalah tidak otomatis anggota dapat naik pangkat.

“Jadi personil yang naik pangkat adalah pribadi yang bersih secara catatan kepolisian, catatan kedinasan, dan perilaku maupun tindakannya,” katanya.

Kepada anggota kedepan, Kapolresta berpesan, bisa bersinergi lagi dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, lebih hebat lagi. Serta tidak melupakan kaidah-kaidah dan norma-norma budaya, hukum yang ada di suatu tempat. “Karena itu penilaian untuk karir mereka ke depan,” pungkasnya.