Meski tidak sama sekali menghentikan perang, kunjungan Presiden Joko Widodo menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin sudah menunjukkan peran politik Indonesia sebagaimana diamanatkan konstitusi.
- Indonesia Pamerkan Keramahtamahan Budaya di Torzhok Rusia
- Mantan Presiden Rusia Ungkap Hamas Gunakan Senjata Bantuan Barat untuk Ukraina
- Sanksi Perdagangan Baru Uni Eropa, Semua Mobil Rusia Dilarang Lewati Perbatasan Polandia
Begitu kata Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto menanggapi adanya bantahan dari pihak Ukraina bahwa Presiden Zelensky memberikan pesan tertulis untuk Presiden Putin melalui Presiden Jokowi.
"Bantahan Ukraina hal yang biasa dalam diplomasi, terlebih dalam situasi perang. Benar tidaknya sudah dikonfirmasi oleh pihak Rusia. Sama halnya ketika AS dan sekutunya keukeuh mengatakan tidak membantu Ukraina, namun pengiriman senjata jalan terus," ujar Satyo melansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (4/7).
Satyo menilai, kedatangan Jokowi tidak sama sekali menghentikan perang antara Ukraina dan Rusia. Bahkan, usai kedatangan Jokowi, peperangan lebih sengit.
Namun Jokowi telah menjalankan amanah konstitusi untuk ikut serta menjaga ketertiban dan perdamaian dunia.
"Tapi paling tidak peran politik yang diamanatkan oleh konstitusi sudah dilaksanakan, sembari mencoba mengamankan jalur impor gandum Ukraina dengan berharap kepada Mr. Putin impor gandum tujuan Indonesia boleh lewat," pungkas Satyo.
- PPP Jombang Dukung Nyai Mundjidah Dua Periode
- Lelang Proyek Pembangunan Alun-alun Jember dan Jalan Andongrejo-Bandealit Senilai Rp40 M Dinilai Ilegal
- Ambulans Angkut 6 Pegawai Dinas Kesehatan Tulungagung Terguling Usai Tabrak Pengendara Motor