Sidak Di Pasar Besuk, Anwar Sadad Disambati Anjloknya Omset Pedagang Daging Karena Wabah PMK

foto/rmoljatim
foto/rmoljatim

Wajah Toni terlihat lesu pagi itu, Selasa (5/7). Pedagang daging sapi di pasar Besuk, kecamatan Besuk, kabupaten Probolinggo itu gelisah, karena dagangannya tak kunjung laku akibat sepinya pembeli.


“Belum ada yang beli hari ini. Sepi sejak ada PMK,” katanya kepada Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad yang mengunjungi lapaknya.

Kepada Anwar Sadad, Toni mengeluh kalau omsetnya menurun tajam. Bahkan, terkadang, dagangannya tidak ada pembeli sama sekali. Padahal, dalam kondisi normal, dia bisa mengantongi omset hingga Rp 40 juta setiap harinya.

“Kalau biasanya bisa jual Rp 30 sampai 40 juta,” katanya.

Dia mengatakan, wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) yang menyerang sapi di Jatim sangat dirasakan dampaknya oleh pedagang daging. Sebab, masyarakat menjadi takut untuk membeli daging segar. Terutama dari ibu-ibu rumah tangga, yang biasanya membeli untuk kebutuhan sehari-hari.

Beberapa konsumen yang masih setia membeli adalah pedagang bakso dan pentol keliling.

“Biasanya yang beli penjual cilok. Itu membeli lemaknya untuk pentol,” tambahnya.

Melihat kegelisahan pedagang daging, Anwar Sadad mengaku sedih. Menurut dia, wabah PMK sangat memukul masyarakat kelas menengah kebawah, terutama peternak sapi dan pedagang daging. 

“Mereka yang paling kena dampaknya. Ini kalau dibiarkan ekonomi di Jatim bisa merosot karena Jatim jantungnya peternak sapi terutama untuk memasok kebutuhan nasional,” tambahnya.

Ketua DPD Gerindra Jatim itu meminta agar pemerintah bergerak cepat, mengatasi wabah PMK yang tak kunjung reda di Jatim. Diantaranya adalah dengan menggencarkan vaksin PMK, melakukan sosialisasi yang gencar mengenai cara beternak yang baik.

“Para peternak harus diedukasi agar bisa mengatasi masalah ini. Kebutuhan peternak untuk obat-obatan juga harus dijamin supaya ternak yang sakit bisa cepat pulih,” pungkasnya.