Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk oleh Golkar-PAN-PPP dinilai sebagai koalisi partai politik yang paling lemah. Pasalnya, tidak ada sosok capres maupun cawapres yang elektabilitasnya cukup tinggi.
- Tidak Dikelola dengan Baik, KIB Berada di Ujung Tanduk
- Golkar Pastikan KIB Masih Utuh, Nurul Arifin: Dalam Politik Tidak Ada Istilah Pecah
- PAN Ungkap Nasib KIB Dua Pekan Ke Depan
Begitu kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu di Jakarta, Selasa (5/7).
“KIB jadi koalisi paling lemah. Dari ketokohan tidak ada tokoh yang muncul dominan secara elektabilitas,” kata Dedi Kurnia.
Meskipun secara ketokohan parpol ada tiga ketua umum di KIB, Dedi menyebut elektabilitas ketiganya masih jauh dari tokoh dan nama-nama capres cawapres yang lain.
“Elektabilitasnya cukup lemah,” imbuh pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Belum lagi munculnya konflik penggembosan PPP dengan adanya desakan mundur terhadap Suharso. Itu membuat KIB terancam bubar jalan.
“Masalah buat KIB, koalisi paling rentan sekaligus mereka terancam bubar di tengah jalan,” pungkasnya.
- Elektabilitas Anwar Sadad Sebagai Cagub Jatim Tembus 9%, ARCI Beberkan Faktornya
- Gus Fawait: Kita Bangga Indonesia Junjung Tinggi Demokrasi
- Mensyukuri Penetapan Hasil Pemilu 2024 Dengan Kemenangan Prabowo-Gibran, Khofifah Imbau Tidak Ada Euforia Berlebihan