Ajang Pemilihan Gus-Ning Jember Umbar Aurat, Kiai Protes Bupati Hendy

Grand final pemilihan Gus dan Ning di Alun-alun Jember/Ist
Grand final pemilihan Gus dan Ning di Alun-alun Jember/Ist

Sejumlah tokoh masyarakat dan kiai memprotes acara grand final pemilihan Gus dan Ning Kabupaten Jember yang digelar di Alun-alun kota Jember, Senin malam (18/7).


Sebab, dalam gelaran fashion show mengulang peristiwa penampilan aurat artis ibukota Jakarta yang mempertontonkan aurat di wilayah yang terkenal kota santri. 

Ada beberapa peserta fashion show menggunakan kostum seksi terbuka bagian bawah dengan bahan kain transparan.

Protes dan kecaman tersebut langsung bermunculan di sosial media, di sejumlah group WA dan Facebook Warga Jember. Bahkan protes langsung kepada Bupati Jember Hendy Siswanto.

"Kami menyesalkan dan prihatin atas peristiwa tersebut. Sebagai warga Jember saya sangat kecewa atas pagelaran acara semacam ini," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Islam Bustanul Ulum (IBU) Pakusari, KH Muhammad Hafidzi Kholis, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (19/7).

Menurut KH Hafidzi, pagelaran tersebut sudah sangat tidak menunjukkan Jember yang relegius, seperti yang didengung-dengungkan Pemkab Jember.

“Pertunjukan semacam ini, tidak menghargai tokoh-tokoh agama jember, karena sangat tidak sejalan dengan peradaban masyarakat Jember sebagai kota santri," sambung Ketua Komisi D DPRD Jember ini.

Diketahui, kasus umbar aurat di tempat terbuka yang ditonton anak-anak hingga dewasa ini sudah yang kedua kalinya.

Pertama terjadi 3 tahun lalu, yakni pada penampilan seksi defile Hudog artis Cinta Laura Kiehl pada Jember Fashion Carnaval (JFC), Minggu (4/8/2019).

Penampilan tersebut langsung mendapatkan protes keras sejumlah ormas dan mereda setelah yang bersangkutan meminta maaf.

Kini Kembali terjadi saat grand final Pemilihan Gus dan Ning Jember tahun 2022 untuk memilih pasangan Gus dan Ning yang diharapkan bisa mewakili Jember di berbagai event. 

Awalnya penampilan Gus dan Ning berjalan biasa-biasa saja, semua peserta memakai kostum yang bisa diterima oleh masyarakat Jember.

Namun semakin bertambah malam, acara fashion show mulai berubah. Peserta mulai berani menampilkan kostum seksi, terbuka bagian bawah, bahkan menggunakan transparan. 

"Gelar acara Gus dan Ning Jember ini sungguh menghentak moral dan mental masyarakat Jember," tegas polisisi PKB ini.

Dia juga menjelaskan masyarakat Jember yang agamis, jangan dirusak dengan hal semacam itu. Siapapun akan melihat, orang yang waras akan melihat hal semacam itu tidak pantas dipertontonkan di depan publik, dengan berbagai umur.

"Ini bukan urusan sok alim atau sok apa, tapi ini soal urusan akhlak dan urusan Jember yang religius. Saya kecewa karena terkesan ada pembiaran oleh Pemkab Jember," tegasnya.