Pemilihan Gus dan Ning Umbar Aurat, Bupati Jember Sampaikan Permohonan Maaf 

Bupati Jember saat menyampaikan jawaban terhadap pandangan umum fraksi-fraksi terhadap nota pengantar LPP APBD tahun 2022/Ist
Bupati Jember saat menyampaikan jawaban terhadap pandangan umum fraksi-fraksi terhadap nota pengantar LPP APBD tahun 2022/Ist

Ajang grand final pemilihan Gus Dan Ning Jember 2022, Senin malam (18/7), berubah menjadi ajang protes, baik di dunia maya maupun dunia nyata. 


Acara tersebut digelar secara luring out door dan daring serta disiarkan langsung melalui akun YouTube Pemkab Jember di alun-alun Kota Jember, kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang.

Publik pun protes dan memberikan kecaman di sosial media, group WA dan Facebook warga Jember, karena di tengah acara tersebut justru menampilkan gaun seksi terbuka bagian bawah, serta ada yang menggunakan bahan kain transparan. Hal ini dinilai tidak sesuai dengan budaya lokal yakni Jember sebagai kota santri.

Dalam Forum penyampaian Tanggapan Bupati atas pandangan umum fraksi-fraksi terhadap LPP APBD 2021, Bupati Jember, Hendy Siswanto, menyampaikan terimakasih karena telah memberikan apresiasi meskipun masih terdapat kekurangan akibat adanya peserta yang kurang sesuai dengan norma kepantasan kearifan lokal di Jember.

"Oleh karena itu kami atas nama Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Jember selaku penyelenggara acara Malam Grand Final Pemilihan Gus dan Ning Kabupaten Jember Jember Tahun 2022 menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para kyai, ulama dan seluruh warga Jember dan semua elemen masyarakat karena masih adanya kekurangan dalam penyelenggaraan acara malam Grand Final pada tanggal 18 Juli 2022," ucap Bupati Hendy, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (20/7).

Dijelaskan Hendy, peristiwa itu terjadi semata-mata karena ketidaksempurnaannya sebagai manusia. Sebagaimana adanya segmen berupa tampilan fashion show yang kurang sesuai saat diperagakan pada acara tersebut telah menimbulkan ketidaknyamanan kepada semua pihak. 

"Kami sekali lagi memohon maaf yang sebesar-besarnya atas hal tersebut. Kami tetap menjunjung tinggi semangat para generasi bangsa untuk berkreativitas dengan tetap menjunjung tinggi kaidah-kaidah dan norma yang berlaku di masyarakat," janji dia.

Dia juga menjelaskan, diantara finalis yang tampil, ada yang mengenakan hijab serta pakaian-pakaian batik khas Jember. Dia juga menyampaikan banyak terimakasih atas segala dukungan dan kerjasama semua pihak, serta rekan-rekan media yang senantiasa ikut menyampaikan informasi pariwisata, seni budaya dan ekonomi kreatif di Kabupaten Jember.

"Untuk penyelenggaraan JFC pada bulan Agustus 2022 mendatang, akan dikondisikan mampu menyesuaikan dengan kearifan lokal dan norma kesopaan masyarakat Jember," katanya.

Sebelumnya, sejumlah tokoh masyarakat dan kyai Jember memprotes acara Grand Final Pemilihan Gus dan Ning Kabupaten Jember yang mempertontonkan fashion show menggunakan kostum mengumbar aurat. 

"Kami menyesalkan dan prihatin atas peristiwa tersebut. Sebagai warga Jember dan wakil rakyat, saya sangat kecewa atas pagelaran acara semacam ini," ucap Pengasuh Ponpes Islam Bustanul Ulum (IBU) Pakusari, KH Muhammad Hafidzi Kholis, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (19/7).

"Sebab, pagelaran tersebut, sudah sangat tidak menunjukkan Jember yang religius seperti yang didengung-dengungkan Pemkab Jember. Pertunjukan semacam ini tidak menghargai tokoh-tokoh agama jember, karena sangat tidak sejalan dengan peradaban masyarakat jember, sebagai kota santri," sambungnya.

Selain protes disampaikan di sosial media, protes juga disampaikan forum resmi rapat paripurna pandangan umum fraksi-fraksi terhadap nota pengantar LPP APBD tahun 2021.