Lewat E-Peken Surabaya, Omzet Toko Kelontong Bisa Capai Puluhan Juta

Aplikasi E-Peken/ist
Aplikasi E-Peken/ist

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berkomitmen untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan membangkitkan semangat para pelaku UMKM, Toko Kelontong, serta SWK di Kota Pahlawan.


Hasilnya, melalui situs belanja online milik pemkot E-Peken Surabaya, para pelaku usaha bisa mendapatkan omzet rata–rata Rp 50 juta per bulan.

Koordinator Toko Kelontong E-Peken Surabaya, Pinto Yuliwati mengatakan bahwa saat Pemkot Surabaya melanching E-Peken pada tahun 2021, ia bersama beberapa pedagang Toko Kelontong membuat paguyuban E-Peken. 

Kini, aplikasi berbasis website itu memberikan banyak manfaat bagi para pedagang, khususnya para pedagang Toko Kelontong. 

“Pedagang Toko Kelontong yang bergabung dulu hanya 18 orang, sekarang sudah mencapai 30 orang. Karena secara ekonomi telah berubah total, minimal mereka bisa mencapai Rp. 10 juta bahkan ada yang telah mencapai Rp. 50 juta per bulan,” kata Pinto dalam keterangan resmi yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (30/7).

Menurut Pinto, E-Peken ini memberikan banyak manfaat bagi para pedagang. Sebab, sebelum bergabung dengan E-Peken, para pedagang hanya meraup omzet sampai Rp. 5 juta perbulan. 

“Benar-benar positif dengan adanya E-Peken ini. Apalagi Pak Wali Kota Eri Cahyadi telah mendapat penghargaan sebagai Penggerak Koperasi Terbaik se-Indonesia saat peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-75 di Denpasar Bali,” ujar pemilik Toko Kelontong Tiga Putra Jaya Kota Surabaya ini.

Tak hanya itu saja, Pinto bersama para pedagang Toko Kelontong lainnya ikut mempromosikan penggunaan E-Peken kepada masyarakat umum. 

Bersama rekan-rekan yang lainnya, mereka mencetak kaos berlogo E-Peken hingga melakukan kampanye untuk mengajak masyarakat umum menggunakan aplikasi tersebut.

“Kami ingin membantu Pemkot Surabaya untuk mengenalkan aplikasi E-Peken. Kami juga berkeliling di 31 kecamatan setiap bulannya. E-Peken sekarang sudah booming, bahkan kami berencana akan mempromosikannya hingga ke Pulau Dewata Bali,” ungkap dia.

Sementara itu, Zainal Arifin pemilik Toko Kelontong di Jalan Gembongan 2-A DKA/38 menjelaskan, sejak E-Peken dibuat oleh Pemkot Surabaya saat pandemi Covid-19, ia telah mendapat banyak keuntungan dengan rata-rata omzet yang didapat mencapai Rp. 50 juta.

“Terima kasih kepada Bapak Wali Kota Eri Cahyadi beserta jajaran PD yang telah membantu mempercepat pemulihan ekonomi dengan membuat aplikasi E-Peken,” jelas Zainal.

Menurut Zainal, hingga saat ini total pedagang yang telah tergabung dalam E-Peken Surabaya lebih bervariasi. 

Sebab, tidak hanya UMKM, Toko Kelontong, dan SWK saja, melainkan juga ada bahan bangunan yang dipasarkan.

“Saat ini telah tersedia berbagai produk usaha yang masuk dalam aplikasi E-Peken, yang diharapkan bisa saling mensejahterakan para pedagang yang telah bergabung. Saya berharap E-Peken ini bisa terus dikembangkan oleh Pemkot Surabaya,” kata dia.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan situs belanja online milik Pemkot Surabaya E-Peken, dengan total transaksi yang mencapai Rp. 19,2 Miliar selama Januari - Juli 2022. 

Bahkan, sejak 1 April 2022, E-Peken Surabaya telah dibuka untuk umum (go public). 

“Setelah sebelumnya hanya diperuntukkan bagi ASN dilingkungan Pemkot Surabaya. Kini masyarakat umum bisa mengakses transaksi E-Peken Surabaya melalui https://peken.surabaya.go.id,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.

Oleh karena itu, E-Peken Surabaya telah mencatat total transaksi sebesar Rp. 19,2 Miliar pada Januari-Juli 2022. 

Artinya, masyarakat Kota Surabaya telah memiliki kepercayaan untuk melakukan transaksi ekonomi di E-Peken Surabaya.

“Karena Pemkot Surabaya didampingi oleh perguruan tinggi dan para stakeholder yang ada, bersama-sama menggerakkan E-Peken Surabaya. Sebab, kita tidak bisa bergerak sendiri, maka gotong -royong dan kolaborasi menjadi kunci keberhasilan Surabaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi,” pungkasnya.