Gagasan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) untuk ikut menjaga stabilitas politik dalam negeri menjadi angin segar bagi iklim demokrasi di Indonesia.
- PKB Datangi Golkar, Pengamat: Posisi Cawapres Belum Diakomodir Gerindra
- Ingin Ciptakan Iklim Demokrasi Kondusif, PKS Berkunjung ke Golkar
- Cara Sekjen PKS Rayu Golkar Gabung Koalisi Perubahan
Baca Juga
Sebab merujuk pengalaman, pesta demokrasi seperti pemilu kerap memunculkan polarisasi di tengah masyarakat, bahkan sampai saat ini.
“Kalau mencermati, KIB punya misi agenda bagaimana pemilu kita tidak inklusi, liberal, persaingan yang tidak terlalu membuat luka, ini bagus dan punya cita-cita. Ini angin segar untuk demokrasi untuk kemajuan politik,” kata pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago seperti dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (12/8).
Ada dua hal yang menyebabkan konflik dalam pemilu, yaitu politik identitas dan pendengung atau buzzer. Pada gelaran pemilu terdahulu, kata Pangi, dua hal ini jadi senjata dan terbukti memecah masyarakat.
Salah satu cara untuk mencegah terulangnya kejadian ini adalah dengan memiliki tiga calon presiden dan calon wakil presiden. Calon ketiga berfungsi untuk ‘memecah gelombang’, sehingga pemilu 2024 menjadi pesta demokrasi yang meriah untuk bangsa Indonesia.
“Bentangan dua pemilu kita belajar agar tidak main-main dengan politik identitas dan polarisasi,” demikian Pangi.
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto sebelumnya menegaskan, KIB bertekad menjaga stabilitas politik di Indonesia menjelang Pemilu Serentak 2024.
KIB juga mendorong Pemilu 2024 dilaksanakan secara jujur dan adil, demokratis, serta tidak menggunakan isu-isu yang hanya memecah-belah bangsa.
- 964 ASN di Jember Pensiun Tahun 2023, Ini Pesan Bupati Hendy
- Warga Probolinggo Doa Bersama untuk Korban Gempa Turki dan Suriah
- Proyek JTB dan Lapangan Gas MDH-MBH Diresmikan Wapres RI, Gubernur Khofifah Harap Kontribusi Migas Jatim Dorong Perekonomian Nasional