Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi alias Gus Fahrur turut angkat suara menyikapi pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa tentang amplop kiai.
- Gus Ipul: Tidak Niat PBNU Gembosi Suara PKB
- Coblosan Pemilu 2024 Usai, Ketua PBNU Ajak Seluruh Umat Tetap Menjaga Kerukunan
- Soal Ucapan Gus Nadir, Ketua PBNU Pastikan Warga NU Taat Rais Aam
Pernyataan “amplop kiai” oleh Suharso itu sebagai ilustrasi dari praktik money politic.
Gus Fahrur menilai, pernyataan tersebut keliru dan membuktikan bahwa Suharso tidak mengerti tradisi pesantren.
“Ilustrasi tersebut sangat tidak layak untuk seorang ketum parpol, khususnya yang berbasis Islam. Itu berarti dia tidak memahami tradisi yang berkembang di masyarakat," kata KH Ahmad Fahrur dalam keterangan tertulisnya diterima Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (26/8).
Bagi Gus Fahrur, memberi sesuatu kepada kiai dengan politik uang tidak bisa disamakan. Masyarakat Indonesia dan kiai memiliki simbiosis saling menghargai dan saling memuliakan.
Kiai, kata dia, itu melayani dan menjadi rujukan masyarakat. Maka dari itu, masyarakat sangat menghormati para kiai yang telah menghabiskan waktunya untuk melayani dan memberikan sesuatu kepada kiai sebagai penghargaan.
“Itu menjadi tradisi menghormati guru. Seperti kita bertamu bawa oleh-oleh ya, jadi tidak bisa disebut money politic karena mereka (kiai) kan bukan penentu kebijakan," tandasnya.
- Lelang Proyek Pembangunan Alun-alun Jember dan Jalan Andongrejo-Bandealit Senilai Rp40 M Dinilai Ilegal
- Ambulans Angkut 6 Pegawai Dinas Kesehatan Tulungagung Terguling Usai Tabrak Pengendara Motor
- Polrestabes Surabaya Tangkap 11 Pelaku Pesta Narkoba