Sudah BBM Tidak Tepat Sasaran, Harusnya Tegas Penyesuaian Sejak Dulu

Ilustrasi / net
Ilustrasi / net

Penyesuaian harga BBM harusnya dilakukan sejak lama oleh pemerintah lantaran subsidi yang digelontorkan selama ini tidak tepat sasaran.


Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, setidaknya lebih dari 70% subsidi dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu. Padahal merujuk UU 30/2007 tentang Energi, dana subsidi adalah untuk kelompok masyarakat tidak mampu.

“Harusnya (harga BBM) naik dari sejak dahulu. Jangan sampai masyarakat mampu terlena menikmati yang bukan haknya,” kata Mamit kepada wartawan, Selasa (6/9).

Tahun 2022, subsidi dan kompensasi energi, termasuk BBM naik tiga kali lipat dari Rp 152 triliun menjadi Rp 502 triliun.

“Anggaran yang sebesar itu idealnya digunakan untuk pembangunan di berbagai sektor yang dibutuhkan masyarakat kelas bawah,” tandasnya.

Harga BBM jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax diputuskan naik. Pertalite yang sebelumnya Rp 7.650 per liter kini menjadi Rp 10.000 per liter. Kamudian Solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Seiring kenaikan harga BBM, pemerintah pemberian bantuan langsung tunai sebesar Rp 12,4 triliun yang diberikan kepada 20,65 juta keluarga kurang mampu. Bantuan mulai diberikan bulan September selama empat bulan.