Korban Gempa 7,6 Magnitudo di Papua Nugini Bertambah, 7 Orang Meninggal

Anak-anak korban gempa bumi dirawat setelah dievakuasi oleh Manolos Aviation di Obura-Wonenara, Papua Nugini/Reuters
Anak-anak korban gempa bumi dirawat setelah dievakuasi oleh Manolos Aviation di Obura-Wonenara, Papua Nugini/Reuters

Korban tewas akibat gempa besar berkekuatan 7,6 magnitudo yang melanda Papua Nugini pada Minggu (11/9) telah meningkat menjadi tujuh orang.


Menurut laporan dari Komisaris Polisi David Manning pada Senin (12/9) gempa bumi terjadi selama dua kali, di Lembah Markham sebesar 7,6 magnitudo, diikuti oleh gempa berkekuatan 5,0 magnitudo selang satu jam kemudian.

Dua gempa dilaporkan terjadi pada kedalaman 90 kilometer dan 101 kilometer di bawah permukaan tanah yang mengakibatkan kerusakan signifikan pada beberapa bangunan serta tanah longsor.

"Sayangnya, tujuh orang dipastikan tewas akibat tanah longsor ini. Tiga di Kabupaten Kabwum dan tiga di Kota Wau, Provinsi Morobe, dan satu di Pantai Rai, Provinsi Madang," ujar Manning dalam laporannya, yang dikutip dari Reuters.

Manning lebih lanjut memperingatkan akan ada risiko gempa susulan yang signifikan.

Perusahaan penerbangan Manolos Aviation kini tengah mengatur evakuasi medis dari desa Kombul di distrik Kabwum.

"Setengah dari gunung hilang (akibat gempa)," ujar petugas hubungan masyarakat Manolos Aviation Erebiri Zurenuoc, yang berada di lokasi Kombul.

Akibat gempa tersebut jaringan listrik regional, kabel internet, serta jalan raya telah rusak.

Di Provinsi Madang, tempat pemukiman yang paling dekat dengan pusat gempa, ada banyak korban luka termasuk anak-anak karena bangunan dan rumah yang runtuh.

Pada awalnya, gempa ini sempat memicu peringatan pontensi tsunami. Akan tetapi peringatan tersebut kemudian segera dicabut.