Bekali Jurnalis saat Liput Bencana, IJTI gelar Workshop Mitigasi Bencana hingga Donor Darah di Hari Jadi PMI

Kegiatan Workshop Mitigasi Bencana dan Donor Darah saat berlangsung/Ist
Kegiatan Workshop Mitigasi Bencana dan Donor Darah saat berlangsung/Ist

Bekali para jurnalis saat meliput bencana alam, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Malang Raya menggelar workshop mitigasi bencana, hingga kegiatan donor darah dalam memperingati Hari Jadi Palang Merah Indonesia (PMI) ke -77 yang jatuh pada 17 September 2022 nanti.


Kegiatan workshop mitigasi bencana itu digelar dikarenakan profesi jurnalisme begitu erat kaitannya dengan segala macam bencana. Sehingga perlu adanya pemahaman mendalam mengenai mitigasi bencana. Demikian disampaikan Ketua IJTI Korda Malang Raya M Tiawan. Rabu (14/09)

"Tentu, kegiatan ini (workshop) sangat bermanfaat nantinya untuk para jurnalis dalam melakukan peliputan di suatu kejadian bencana. Jadi, Mitigasi bencana alam sangat dibutuhkan, karena jurnalis kerap kali melakukan peliputan di lokasi bencana. Harapan kami, dapat meningkatkan kemampuan awak media dalam mengurangi resiko bencana," ujar Tiawan.

Tak hanya itu, Tiawan yang merupakan wartawan dari salah satu televisi nasional tersebut juga mengatakan, selain peduli terhadap jurnalis, IJTI bersama PMI Kabupaten Malang menggelar kegiatan donor darah, yang pesertanya dari umum.

"Alhamdulillah, selain peduli terhadap para jurnalis. Kita (IJTI) bersama PMI Kabupaten Malang juga menggelar kegiatan donor darah yang pesertanya dari umum. Antusias masyarakat pun cukup tinggi, tadi ada puluhan orang yang mendonorkan darahnya," paparnya.

Terpisah, Ketua Pembina IJTI Korda Malang Raya, Kombes Bhudi Hermanto memberikan apresiasi kepada IJTI Korda Malang Raya yang telah menggelar workshop mitigasi bencana dan donor darah tersebut.

"Kegiatan yang dilakukan teman-teman IJTI ini dapat mempersatukan TNI, Polri, pemerintah dan para relawan," kata pria yang menjabat Kapolresta Malang Kota itu.

Dengan adanya workshop yang dilaksanakan IJTI, lanjut Budhi Hermanto, dapat dijadikan sebagai bahan untuk menyusun skema dalam penanggulangan bencana.

"Sebelum bencana itu terjadi harus dilakukan edukasi dan sosialisasi untuk menjaga dan merawat alam ini," pungkasnya.