Kualitas Paving Produksi MBR Surabaya untuk Jalan yang Dilintasi Mobil Besar

Adi Gunita/RMOLJatim
Adi Gunita/RMOLJatim

Kualitas paving yang dihasilkan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) kelompok padat karya di Kota Surabaya rupanya melebihi ekspektasi yang ditargetkan.


Sebab, produksi paving yang dihasilkan mereka rata-rata di atas K300.

"Untuk mutu paving sebenarnya yang kita target adalah minimal K175, tapi dalam faktanya yang dihasilkan teman-teman MBR itu lebih tinggi dari yang kita tetapkan. Kita sudah melakukan uji di ITS dan sudah keluar, rata-rata (di atas) K300," kata Kepala Bidang (Kabid) Jalan dan Jembatan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya Adi Gunita dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (23/9).

Menurut Adi, secara campuran dan komposisi, memang untuk mutu paving yang akan dihasilkan adalah minimal K175. 

Tapi faktanya, produk paving yang dihasilkan MBR justru melebihi ekspektasi dengan rata-rata di atas K300. 

"Pada waktu kita memberikan edukasi, secara campuran sudah sesuai dengan tepat. Jadi memang di luar ekspektasi kita juga hasilnya," ujarnya.

Meski demikian, pihaknya selalu menekankan kepada kelompok usaha padat karya pembuatan paving agar tidak mengabaikan segi kualitas. 

Walaupun secara kuantitas, produksi paving yang akan dihasilkan mereka itu nantinya banyak.

"Yang penting kita tekankan mutu agar tetap dijaga. Soalnya terkadang kita genjot secara produksi, akhirnya dari sisi kualitas terabaikan. Itu yang mungkin kontrolnya dari kami kepada teman-teman MBR," tuturnya.

Adi juga menjelaskan, bahwa kualitas paving K300 tersebut, standar digunakan untuk jalan yang biasa dilintasi oleh kendaraan mobil, pickup, truk kecil dan motor. 

"Jadi kalau K300 itu seperti di jalan-jalan yang memang bisa dilintasi oleh kendaraan. Dalam hal ini mobil itu bisa," katanya.

Sementara kualitas paving K175 ini, kata Adi, diperuntukkan bagi jalan yang biasa dilintasi pejalan kaki serta kendaraan roda dua. 

Artinya, paving kualitas K175 dengan ukuran 10x20x6 sentimeter tersebut, digunakan untuk pembangunan jalan yang memiliki lebar kurang dari 2 meter.

"Rencana hasil produksi (K175) teman-teman ini sebenarnya untuk lebar jalan yang kurang dari 2 meter, atau biasa dilalui pejalan kaki. Tapi dalam prosesnya, mereka bisa menghasilkan rata-rata K300," jelas Adi.

Dengan melihat kualitas paving yang dihasilkan MBR, pihaknya mengaku optimistis, produk mereka ke depan pemasarannya dapat lebih luas. 

Artinya, paving yang dihasilkan kelompok usaha padat karya ini ke depan diharapkan tak hanya dipasarkan di lingkungan Pemkot Surabaya. 

"Bisa jadi dalam jangka panjangnya produksi paving mereka ini tidak hanya dipasarkan di lingkungan Pemkot Surabaya sendiri, tapi bisa jadi ke swasta juga," pungkasnya.