Legenda sepak bola asal Brasil, Pele, ikut menyatakan keprihatinannya atas tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan setelah pertandingan antara Arema vs Persebaya pada Sabtu (1/10).
- Dua Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Divonis Bebas, Ini Respon Pakar Hukum Pidana
- Vonis Sidang Tragedi Kanjuruhan, Dinilai Jauh dari Harapan Keadilan Keluarga Korban
- Cerita Ibu Korban Tragedi Kanjuruhan: 20 Tahun Jualan Kue hingga Kerja Serabutan Demi Anak
Lewat unggahan di akun media sosial Instagram miliknya pada Selasa (4/10), Pele turut angkat bicara perihal salah satu tragedi sepak bola paling berdarah di dunia itu.
"Pekan ini, kita menyaksikan salah satu bencana terbesar dalam sejarah sepak bola. Setidaknya ada 32 anak-anak di antara 125 orang yang meninggal," tulis Pele.
Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah Arema kalah dengan skor 2-3 dari Persebaya. Suporter Singo Edan kemudian menyerbu ke lapangan, yang dibalas dengan gas air mata oleh polisi, sehingga bentrokan antara keduanya tidak terhindarkan.
Pele menegaskan kekalahan tidak boleh menghilangkan rasa sayang pada sesama manusia.
"Kekerasan tidak punya tempat dalam olahraga. Tidak ada rasa sakit karena kekalahan yang dapat membenarkan kita kehilangan cinta kita kepada sesama. Olahraga harus selalu menjadi wujud cinta," ujar mantan pemain timnas Brasil itu.
Pele kemudian mengirimkan duka cita dan harapannya untuk para korban dan seluruh rakyat Indonesia agar diberikan kedamaian.
Saat ini, pemerintah telah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin oleh Menko Polhukam Mahfud MD untuk menyelidiki tragedi ini.
- Komitmen Wali Kota Eri terhadap Penanganan Stunting Berbuah Penghargaan dari Presiden RI di Hari Otoda 2024
- Kwarnas-Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12
- Rini Indriyani, Sosok Kartini Hebat di Balik Kesuksesan Wali Kota Eri Cahyadi