Aneh! Tiga Perempuan Bangkalan Temui Kapolres Minta Ditahan

Kapolres Bangkalan, AKBP Wiwit Ari Wibisono/RMOLJatim
Kapolres Bangkalan, AKBP Wiwit Ari Wibisono/RMOLJatim

Kapolres Bangkalan, AKBP Wiwit Ari Wibisono kedatangan tamu tiga perempuan warga Kelurahan Demangan, Bangkalan, pada Kamis (6/10).


Salah seorang dari mereka mengenalkan diri sebagai Nyai Ratu Akik. Di hadapan Kapolres, ia mengutarakan keinginannya supaya dirinya diizinkan untuk beberapa hari bisa tinggal dalam tahanan.

Mendengar ucapan tamunya yang meminta ditahan, AKBP Wiwit tak mau mengabulkannya. Selain karena tak ada alasan kesalahan, juga ada aturan untuk menahan orang.

"Lhah, masa orang nggak salah ditahan, piye toh? Ya, nggak bisa. Sudah ada aturannnya. Kalau hanya menjenguk, boleh boleh saja," jawab AKBP Wiwit di hadapan tamunya.

Nyai Ratu Akik mengungkapkan alasan dirinya ingin ditahan bertujuan untuk mengasah batinnya. Perempuan yang diketahui bernama lengkap Siti Maimuna ini, mengaku memang sejak remaja sudah menyukai dunia spiritual.

"Kehendak hati dan pikiran berbeda. Hati selalu mengajak pada berbuat baik.Tapi pikiran karena tamak, terkadang lalai bersyukur. Karena itu saya ingin ditahan supaya bisa melatih rasa itu," tutur Maia, sapaan karibnya.

Maia, ibu tiga anak ini tampil nyentrik, rambut diwarna pirang, di leher menjujtai lima kalung rantai berliontin batu akik selebar biji kerambol lima kerambol.

Sedangkan di sepuluh jemarinya tersemat cincin berhiaskan batu akik, masing-masing seukuran jari jempol orang dewasa.

Mendengarkan alas an itu, AKBP Wiwit kemudian memberi nasihat kepada tiga tamu perempuannya. Menurutnya, melatih empati tak perlu masuk tahanan. Ada cara lain bisa dilakukan, antara lain berpuasa sambil mendatangi rumah-rumah orang miskin.

"Lebih baik tidur ditempat fakir miskin terlantar sambil berpuasa Senin-Kamis, lebih bermanfaat dan lebih merasakan derita orang miskin," ujar AKBP Wiwit.