Bupati Malang Gelar Rakor Penanganan Iritasi Mata Pasca Tragedi Kanjuruhan

  Bupati Malang, Drs. H.M. Sanusi, M.M saat Pimpin Rapat Koordiansi (Rakor)/Ist
Bupati Malang, Drs. H.M. Sanusi, M.M saat Pimpin Rapat Koordiansi (Rakor)/Ist

Bupati Malang, Drs. H.M. Sanusi, M.M menggelar Rapat Koordiansi (Rakor) Penanganan Iritasi Mata Dampak Gas Air Mata Pasca Tragedi Kanjuruhan di Rumah Dinas Bupati Malang Jl. Gede No. 15 Malang. Selasa (11/10) malam.


Dalam Rakor tersebut, H. Sanusi mengajak seluruh rumah sakit untuk menangani korban pasca tragedi Kanjuruhan, yang masih sakit mata. 

"Pengobatan mata ini akan digratiskan untuk membantu para korban," ujar orang nomer satu di Kabupaten Malang tersebut. 

Ia juga menyampaikan, bahwa saat ini ada 3 (tiga) yang menjadi fokus penanganan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Malang. Yakni penanganan trauma mata, trauma fisik, serta trauma psikis. 

"Semua korban tragedi kanjuruhan harus ditangani. Termasuk korban yang mengalami penyakit mata, trauma fisik maupun psikis. Ada aremania atau aremanita, selain itu ada aparat TNI/Polri, juga para pemain Arema FC serta keluarga korban," ungkap, H. Sanusi. 

Khusus untuk penanganan mata, lanjut H. Sanusi, bahwa pihaknya telah bersepakat dengan dr Safaruddin Refa untuk memberikan layanan pemeriksaan mata gratis bagi korban di Kepanjen Eye Center, Malang Eye Center dan Kendeses Eye Center.

"Untuk percepatan layanan, korban cukup membawa keterangan dari desa dan dihadiri langsung oleh perwakilan dari desa (Apdesi). Rencananya pengobatan mata dilakukan hari Rabu tanggal 12 Oktober, dengan kuota 1 hari 100 pasien," tuturnya. 

Tidak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Malang berupaya untuk membantu para korban dengan membuka posko trauma healing melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang. 

Sementara itu, Kepala DP3A Kabupaten Malang, drg Arbani Mukti Wibowo mengatakan, pihaknya membuka layanan hotline pendampingan psikologis keluarga dan korban dalam insiden di Stadion Kanjuruhan.

"Ada dua metode yang dipersiapkan bagi layanan psikologis, yaitu pertama melalui hotline atau via telepon, Kedua lewat tatap muka. Dua metode tersebut akan menentukan trauma yang dialami korban. Sehingga, DP3A bisa melakukan pendampingan bagi mereka yang benar-benar membutuhkan," paparnya.

Arbani juga menyampaikan, pihaknya juga menggandeng Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Malang untuk layanan ini. Yang mana, HIMPSI memiliki latar belakang akademis di bidang psikologi. Sehingga, dengan bantuan para psikolog, DP3A berharap, bekas getir para korban dan keluarga bisa sembuh.

"Kita harus berbuat segera. Bertindak cepat. Tak perlu wacana tapi harus gerak cepat untuk tangani korban. Semua pengobatan gratis dari pemerintah," pungkasnya. 

Dalam kegiatan itu, nampak hadir Dokter Spesialis Mata dr. Safaruddin Refa, Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Jajaran Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Malang, Perwakilan AKD Kabupaten Malang, Manajemen Arema FC, dan Organisasi Kepemudaan.