Putin Telpon-telponan dengan Jokowi, Siap Lanjutkan Kesepakatan Gandum 

Presiden Vladimir Putin dan Presiden Joko Widodo/Net
Presiden Vladimir Putin dan Presiden Joko Widodo/Net

Kesepakatan perdagangan gandum antara Rusia dan komunitas internasional menjadi fokus pembicaraan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Indonesia Joko Widodo.


Rusia sempat membatalkan misi pasokan gandum atau Inisiatif Laut Hitam karena mengira Ukraina telah menggunakan koridor aman di Laut Hitam untuk menyerang armada kapal Rusia.

Dalam percakapan telepon pada Rabu malam (2/11) WIB, Jokowi optimis bahwa kesepakatan gandum akan dimulai kembali usai pertemuan tingkat tinggi G20 di Bali pada 15-16 November.

Putin sendiri mengungkapkan kesiapan negara itu untuk memberikan volume biji-bijian yang signifikan kepada negara-negara termiskin, dan sangat mungkin semua itu akan diberikan  secara gratis.

Layanan pers Kremlin mengatakan, Putin telah melakukan pendekatan mengenai rencana tersebut.

"Dalam konteks mendukung ketahanan pangan global, Vladimir Putin menyatakan pendekatan fundamental Rusia terhadap implementasi perjanjian paket Istanbul yang berkaitan dengan ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam, dan membuka blokir ekspor produk pertanian dan pupuk Rusia ke pasar global," kata Kremlin, seperti dikutip dari TASS.

“Presiden Joko Widodo mendukung pendekatan seperti itu,” tambah  Kremlin.

Selama pembicaraan, Putin  menyampaikan kepada Jokowi tentang situasi yang berkembang akibat sabotase oleh rezim Kyiv, di mana Kyiv menyerang infrastruktur dan kapal Armada Laut Hitam di Sevastopol.

"Setelah menerima jaminan yang diperlukan dari pihak Ukraina bahwa rute kemanusiaan tidak akan digunakan untuk tujuan militer, Rusia akhirnya melanjutkan implementasi 'kesepakatan gandum' atau 'Inisiatif Laut Hitam''," tambah Kremlin.

Inisiatif Laut Hitam adalah kesepakatan antara Rusia dan Ukraina yang  diperantarai PBB, untuk menjamin keamanan kapal dagang yang mengekspor gandum dari Ukraina.

Dalam cuitannya, Jokowi mengungkapkan kelegaannya dan menyambut baik keputusan Rusia untuk kembali bergabung dalam kesepakatan tersebut.