Politik identitas rawan dimainkan oligarki jelang perhelatan Pilpres 2024, tidak hanya oleh kelompok agama tertentu.
- Eros Djarot: Oligarki The Real Winner Pemilu Bukan Parpol
- Oligarki Potensi Sumbang Dana Kampanye, Netfid: 60 Persen Anggota Parlemen Pebisnis
- Dua Pasangan Capres Disebut sebagai Untungkan Oligarki
Demikian disampaikan Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens dalam diskusi bertajuk 'Mainan Oligarki di Balik Politik Identitas Menjelang Pemilu 2024' di Jakarta, Sabtu (12/11).
"Ada peran oligarki dalam memproduksi narasi politik identitas yang kembali digaungkan untuk kepentingan kandidasi pencapresan," kata Boni.
Dari sejumlah diskusi dan penelitian yang digelar secara tertutup, LPI meyakini ada relasi kuat, secara langsung maupun tidak langsung terhadap peran segelintir oligarki terhadap narasi identitas keagamaan yang diusung oleh kelompok tertentu.
Biasanya, kata Boni, dinamikanya akan semakin intensif jelang perheletan politik, baik lokal maupun nasional.
"Realitas oligarki memang ada dan sulit ditiadakan, akan tetapi bukan tidak mungkin dikendalikan dan dipenetrasi perannya melalui sistem demokrasi modern," sambung Boni.
Berdasarkan hal itu, pihaknya pun menyampaikan hipotesis bahwa dinamika keagamaan dan polarisasi kelompok masyarakat tidak hanya sebatas tafsir terhadap teks keagamaan. Ada peran, sentuhan, dan relasi kaum oligark yang ingin merangsek masuk ke dalam struktur politik.
"Analisis LPI, eksisting kaum oligarki ini kerap menentang kebijakan Presiden Jokowi yang ingin mengubah manajemen dan orientasi negara," tandasnya.
- Komitmen Wali Kota Eri terhadap Penanganan Stunting Berbuah Penghargaan dari Presiden RI di Hari Otoda 2024
- Kwarnas-Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12
- KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden Dan Wapres RI, Gus Fawait: Kemenangan Rakyat Indonesia