Meski Terpecah Soal Perang Rusia-Ukraina, KTT APEC di Thailand Berhasil Sepakati Deklarasi Bersama

foto/net
foto/net

Perbedaan pandangan muncul saat para pemimpin perkumpulan ekonomi negara Asia-Pasifik (APEC) menyampaikan posisinya terhadap perang Rusia dan Ukraina dalam konferensi tingkat tinggi yang berlangsung selama dua hari di Thailand.


Dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis pada Jumat (18/11), para Menteri APEC mengatakan sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina, tetapi juga mengatakan, 'Ada pandangan lain dan penilaian berbeda terhadap situasi dan sanksi.'

Amerika Serikat, Jepang, dan anggota APEC lainnya dengan tegas menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, beberapa ekonomi lain seperti China memilih untuk tidak melakukannya.

Terlepas dari perbedaan tersebut, pada Sabtu (19/11), para pemimpin APEC berhasil mengeluarkan deklarasi bersama dan mengadopsi apa yang disebut Bangkok Goals for Bio-Circular-Green Economy, sebuah strategi pertumbuhan pasca-pandemi Covid-19  yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah lingkungan dan iklim.

Seluruh pemimpin APEC menyepakati Bangkok Goals, yang ditujukan untuk meningkatkan kerja sama di kawasan dan mempromosikan perdagangan dan investasi yang bebas dan adil.

Dimuat Kyodo News, Pertemuan APEC adalah yang terakhir dari serangkaian pertemuan puncak di Asia Tenggara, setelah KTT ASEAN di Phnom Penh dan KTT G20 di Bali akhir tahun ini.

Mewakili sekitar setengah dari perdagangan global dan 60 persen ekonomi dunia, kelompok APEC terdiri dari 21 negara yakni Australia, Brunei, Kanada, Chili, Cina, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia , Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.