Tenggat waktu yang diberikan Yang Dipertuan Agong untuk menyerahkan nama Perdana Menteri Malaysia kian tipis. Sementara belum ada koalisi yang berhasil mengumpulkan dukungan yang cukup untuk membentuk pemerintahan.
- Bebas April 2023, Anas Urbaningrum akan Bangkit seperti Anwar Ibrahim di Malaysia
- Ini Alasan Mengapa Raja Malaysia Menunjuk Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri
- Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia, Dino Patti: Hubungan RI-Malaysia Akan Makin Erat
Baca Juga
Berdasarkan hasil pemilihan umum ke-15 (GE15) pada Sabtu (19/11), tidak ada koalisi yang mampu mencapai mayoritas sederhana, yaitu 112 kursi dari 222 di parlemen.
Pakatan Harapan mendapatkan suara terbanyak, yaitu 82 kursi, namun masih jauh dari ambang batas. Sementara Perikatan Nasional mendapat 73 kursi, Barisan Nasional 30 kursi, Gabungan Partai Serawat (GPS) 22 kursi, dan Gabungan Rakyat Sabah (GRS) enam kursi.
Tujuh kursi sisanya diisi oleh partai lain.
Di tengah situasi ini, pemimpin Pakatan Harapan, Anwar Ibrahim dilaporkan melakukan pertemuan dengan sejumlah petinggi Barisan Nasional, termasuk mantan Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob.
Mereka bertemu di Hotel Seri Pacific pada Senin pagi. Hingga kabar ini diberitakan The Star, pertemuan diyakini masih berlangsung.
Pakatan Harapan diwakili oleh Anwar Ibrahim bersama Presiden Amanah Mohamad Sabu dan Sekretaris Jenderal PKR Saifuddin Nasution.
Sementara Barisan Nasional diwakili oleh Ismail Sabri, Wakil Presiden UMNO Mohamed Khaled Nordin, Sekretaris Jenderal BN Ahmad Maslan, dan anggota Dewan Tertinggi Shamsul Annuar Nasarah.
Belum diketahui apakah dua koalisi terbesar di Malaysia ini akan beraliansi. Namun sebelumnya, Barisan Nasional juga ditengarai tengah menjajaki pendekatan dengan Perikatan Nasional yang digawangi oleh mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.
- Jalan Pulang Rizal Ramli
- Nurul Arifin Bantah Golkar Bakal Merapat ke PDIP
- Luhut Minta Dana LSM Diaudit, Rizal Ramli: Munafik, Sok Pahlawan!