Wapres Resmi Tutup Muktamar ke-48, Maruf Amin: Islam Berkemajuan adalah Napas Perjuangan Muhammadiyah

Wakil Presiden RI, Maruf Amin, menutup Muktamar ke-48 Muhammadiyah/Repro
Wakil Presiden RI, Maruf Amin, menutup Muktamar ke-48 Muhammadiyah/Repro

Rangkaian acara Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang digelar di Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), secara resmi ditutup oleh Wakil Presiden Maruf Amin, Minggu malam (20/11).


Dalam sambutannya, Wapres mengatakan bahwa keberadaan Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam di Indonesia memiliki kontribusi terhadap perkembangan bangsa. Islam Berkemajuan adalah napas perjuangan organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan.  

"Didorong oleh semangat dan jiwa pembaharu dalam diri beliau untuk memperbaiki kondisi umat Islam yang saat itu statis dan tidak berkembang. Artinya visi Islam berkemajuan memang menjadi hakikat kelahiran dan napas perjuangan organisasi Muhammadiyah," ujar Maruf Amin.

Menurut orang nomor dua di Indonesia itu, visi Muhammadiyah sejalan dengan visi bangsa Indonesia yang saat ini tengah diperjuangkan, yaitu mewujudkan Indonesia Emas 2045, bangsa yang maju.

Indonesia Emas, didirikan oleh kualitas manusia yang unggul serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, rakyat yang jauh lebih sejahtera secara merata, serta ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan yang kuat dan berwibawa.

"Mewujudkan kemajuan bangsa yang majemuk, seperti bangsa Indonesia di tengah kompleksnya tantangan di dalam negeri maupun di dunia. Menuntut kerja dan pemikiran dari SDM yang unggul dan ini menjadi komponen integral dalam upaya mewujudkan Islam berkemajuan dan negara berkemajuan dalam ajaran islam," tuturnya.

Maruf Amin menambahkan, generasi unggul adalah generasi yang mampu memakmurkan bumi Allah. Dan untuk melakukannya generasi itu harus memiliki kunci-kuncinya, yaitu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berkaitan dengan Pemilu 2024, Maruf Amin pun mengajak organisasi yang berdiri pada 18 November 1912 itu untuk andil menciptakan penyelenggaraan pemilu tanpa mengoyak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

“Sebaiknya dan saya berharap Pemilu 2024, baik pilpres, pileg, maupun pilgub, tidak mengoyak persatuan dan kesatuan bangsa. Perbedaan partai, perbedaan capres, sebaiknya tidak membelah keutuhan bangsa ini," harapnya.

Lanjut Maruf, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang paling moderat di dunia. Bahkan model toleransi di Indonesia menjadi model di tingkat global. Model toleransi di Indonesia banyak dijadikan rujukan belajar di tingkat global.

“Dan saat ini sudah saatnya Bahasa Indonesia diterjemahkan dalam Bahasa Arab. Karena kita menjadi model yang dipelajari, oleh majelis orang-orang kita di tingkat global. Saya mengajak Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk terus berjuang bersama pemerintah," ujar dia.

Muhammadiyah dan Aisyiyah, sebut Ma'ruf, memiliki peran ekonomi dan sosial yang besar di seluruh negeri. Termasuk menggerakkan sumber daya umatnya dan menjadikannya kekuatan pembangunan bangsa.

“Muktamar Muhammadiyah tahun ini semakin meneguhkan peran Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam memberikan sumbangan mewujudkan kemajuan seperti yang diharapkan, menyampaikan dakwah," demikian Maruf Amin dimuat Kantor Berita Politik RMOL.