Semoga Bersama Kesulitan ada Kemudahan

Dampak gempa Cianjur/net
Dampak gempa Cianjur/net

AMBULANS dan kendaraan yang apa adanya datang silih berganti, hawa kematian bertebaran di mana-mana. Jerit tangis membahana dari para korban yang luka kesakitan menunggu giliran pengobatan dan para medis yang terbatas, di halaman Rumah Sakit menanti berhamparan sambil manahan perih. Ribuan melalui malam dingin ditenda dan bangunan sederhana, di Kabupaten 

Dulu masyarakat tidak biasa dengan gempa dan tsunami, istilah tsunami pun belum pernah mereka dengar. Sehingga ratusan ribu (bahkan mencapai 250 ribu yang meninggal dan yang hilang) yang jadi korban gempa dan tsunami di Aceh di akhir tahun 2004. Butuh 5 tahun untuk rehab dan rekontruksi secara fisik.

Masyarakat pada umumnya juga tidak siap dengan gempa, bangunan rumah dan gedung yang dibangun tidak tahan gempa, menyebabkan jatuhnya korban ratusan jiwa. Semoga semua ada hikmahnya.

Pemerintah pusat dan daerah harusnya mengalihkan bantuan untuk membantu masyarakat yang berada disekitar sesar dan rawan gempa membangun rumah dan bangunan yang tahan gempa. APBN dan APBD benar-benar diarahkan untuk membantu membangun gedung dan perumahan yang tahan gempa. Keselamatan rakyat yang utama.

Bukan fokus membangun infrastruktur kepentingan proyek/ bisnis para konglomerasi seperti LRT yang merugi. Kereta cepat yang puluhan tahun menjadi beban. Serta IKN dengan amdal dadakan dan UU IKN keputusan super cepat. Ke depan belum tentu berhasil, bisa menjadi kota hantu, seperti banyak kota baru di China.

Pemerintah sekarang getol membangun proyek bandara, pelabuhan serta jalan tol yang sepi pengguna. Menyebabkan BUMN merugi, berutang banyak menjadi beban negara.

Pemerintah ke depan haruslah berubah. Jadikan kesulitan musibah dan bencana menjadi kemudahan buat rakyat. Utamakan keselamatan dan kesejahteraan rakyat. Bukan keselamatan para konglomerat dan pebisnis muda yang senang beradu jotos ria.

Semoga pemimpin ke depan benar–benar punya keberpihakan kepada rakyat. Aamin.

Penulis adalah pemerhati kebijakan publik, pernah bertugas sebagai area manager kegiatan kemanusiaan di Aceh 2005-2012