Pembentukan koalisi partai politik dalam menatap pemilihan presiden 2024 berpotensi mogok di tengah jalan jika penjajakan politik terlalu lama.
- Denny JA Ungkap 5 Alasan Jadi Konsultan Politik Prabowo
- Pengamat: Jokowi Telah Bayar Tunai Jasa Prabowo
- Apresiasi Kerja Demokrat Kawal Suara Jatim, Prabowo Temui SBY
Baca Juga
Baik Koalisi Indonesia Raya (KIR), Poros Perubahan, maupun Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sejatinya sudah menghasilkan kesepakatan di antara parpol koalisi.
Namun seiring berjalan, kesepakatan bisa saja goyang dengan penjajakan-penjajakan lintas partai.
"Koalisi yang sudah terbentuk berpotensi besar mogok di tengah jalan. Banyaknya rayuan dalam penjajakan politik bisa mengganggu kesepakatan politik yang sudah terbentuk.
"Misalnya rayuan elektabilitas menjadi penyebab koalisi mogok atau pindah haluan ke koalisi lain. Jika tidak segera deklarasi, akan berpotensi koalisi deklarasi capres dan cawapres last minutes. Koalisi yang sudah terbentuk pun berpotensi mogok," kata pengamat politik Ikhwan Arif kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (28/11).
Ketiga koalisi di atas, sejatinya sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold 20%). Namun demikian, KIB yang dibentuk Golkar-PPP-PAN, KIR oleh Gerindra dan PKB, serta Poros Perubahan dengan Demokrat-PKS-Nasdem masih bergantung pada nilai elektabilitas figur.
- Survei ARCI Pilgub Jatim: Bayu Airlangga Jadi Cawagub Alternatif Pendamping Khofifah
- Target 100% Warga Jatim Stop Buang Air Besar Sembarangan, Pj Gubernur Adhy Ajak 8 Pemkab/Kota Tandatangani Komitmen Bersama
- OJK Beberkan Industri Keuangan Syariah Dulu dan Kini