Urusan Sampah di Banyuwangi, Wakil Ketua DPRD Ruliyono Meminta Masyarakat Bijak

Caption: Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Ruliyono, dalam kunjungan kerjanya di tempat pengolahan sampah Jembrana, Bali/ist
Caption: Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Ruliyono, dalam kunjungan kerjanya di tempat pengolahan sampah Jembrana, Bali/ist

Menyoal urusan sampah yang belakangan ramai dibicarakan publik, Wakil Ketua DPRD Banyuwangi Ruliyono meminta masyarakat menyikapi secara bijak.


Menurutnya, selama ini pola pikir masyarakat pada umumnya menganggap sampah sebagai barang yang tidak bernilai ekonomi.

Apalagi menganggap sepele dengan membuang sampah sembarangan. Misalnya dengan membuang ke sungai.

Untuk itu, Ruli mengajak masyarakat Banyuwangi agar tidak menganggap sampah sebagai musuh, kotoran ataupun barang yang menjijikkan.

"Pola pikir dari seluruh masyarakat Banyuwangi terkait sampah ini perlu diubah. Karena bagaimanapun penghasil sampah itu juga dari rumah tangga, dari masyarakat itu sendiri," kata Ruli, dikutip Kantor Berita RMOLJatim (4/12).

Ruli yang juga Ketua DPD Partai Golkar itu balik mengajak masyarakat untuk memulai menganggap sampah menjadi sahabat. Terlebih, jika mau belajar untuk memilah hingga mengelola sampah dapat menghasilkan keuntungan.

Seperti mengelola sampah organik menjadi kompos maupun mengelola barang-barang yang tidak terpakai untuk didaur ulang atau dijual kepada pencari barang rongsokan.

"Jadikan sampah itu sahabat kita. Karena jika sampah dikelola dengan profesional, maka sampah itu akan menghasilkan profit," tegasnya.

Opsi atau jalan keluar dalam mengatasi persoalan sampah di Banyuwangi ini, kata dia, dengan membuat lima tempat pembuangan akhir (TPA) yang dilengkapi dengan alat pengolah sampah.

"Banyuwangi ini luas, minimal Banyuwangi ini harus punya 5 TPA dan dilengkapi dengan mesin pengelolaan sampahnya," cetusnya.

Seperti di Jembrana, Bali, lanjutnya, kabupaten ini sudah memiliki fasilitas atau mesin pengolahan dan daur ulang sampah berkelanjutan. Hal ini bila dikerjakan secara serius dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga.

"Pengolahan sampah di sana bisa menyerap lapangan pekerjaan bagi 150 warga setempat di Jembrana. Kalau ini diterapkan di Banyuwangi, saya yakin masyarakat juga menerima," katanya.

Dalam kunjungan kerjanya itu, Wakil Ketua DPRD ini juga meninjau langsung lokasi pengolahan sampah. Dia menggambarkan, fasilitas pengolahan sampah itu dilengkapi area pemilahan dan pengolahan sampah, peralatan penanganan residu dan fasilitas pendukung lainnya.

"Fasilitas tersebut memang dikhususkan untuk mengolah dan mendaur ulang sampah organik dan non-organik dari rumah tangga serta usaha/industri sekitar. Saya yakin Banyuwangi juga bisa seperti itu," ucap Ruli.