Poktan Madiun Manfaatkan Limbah Kakao Untuk Pakan Ternak dan Pupuk Organik

Sutarji (berdiri) saat memperlihatkan cara pembuatan pupuk organik dan pakan ternak dari limbah kakao/ist
Sutarji (berdiri) saat memperlihatkan cara pembuatan pupuk organik dan pakan ternak dari limbah kakao/ist

Kelompok tani di kabupaten Madiun menggunakan limbah kakao sebagai pakan ternak dan pupuk organik. Ide memanfaatkan limbah kakao tersebut merupakan bentuk kolaborasi antara Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dengan kelompok tani (poktan) tani rukun desa Cermo kecamatan Kare kabupaten Madiun.


"Ide ini kolaborasi kami dengan PPL karena pupuk subsidi yang semakin berkurang, harga pupuk cukup mahal bagi kami akhirnya tercetus ide memanfaatkan limbah kakao sebagai pupuk organik juga bisa digunakan untuk pakan ternak," terang Sukarji, Ketua Poktan Tani Rukun kepada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (24/1).

Dalam keseharian, dari limbah kakao ini Poktan Tani Rukun bisa memproduksi pakan ternak dengan komposisi 1,5 ton kulit kakao ditambah 5 kwintal janggel jagung, ditambah dekomposer, lalu dilakukan fermentasi selama 1 bulan. Pun dengan pupuk organik sekali memproduksi bisa menghasilkan 2 ton pupuk organk.

"Selain pakan ternak, limbah kakao bisa digunakan pupuk organik," tambah Sukarji.

Sementara itu petugas PPL kecamatan Kare Ari Satria menjelaskan Poktan Tani Rukun sudah hampir 2 tahun memproduksi pakan ternak dan pupuk organik. Dari hasil pengolahan tersebut kini poktan tani rukun tidak resah lagi meski pupuk subsidi berkurang dan mahal harganya.

"Alhamdulillah, sudah dua tahun ini teman teman Poktan memanfaatkan limbah kakao untuk pupuk organik dan pakan ternak," kata Ari.

Harapan kedepan para petani di kecamatan Kare khususnya dan  kabupaten Madiun umumnya bisa mengikuti jejak poktan rukun tani. Sehingga saat pupuk subsidi langka petani tidak resah.