PDIP Sebut Partai Doyan Impor, Nyindir Nasdem Capresnya Bukan Kader?

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga/RMOL
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga/RMOL

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa PDIP merasa tidak cocok dengan partai yang gemar impor.


Kata impor yang dikemukakan Hasto tampaknya berkaitan dengan calon presiden (capres). Hasto menyindir partai politik yang mengusung capres bukan kadernya.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai pernyataan Hasto itu tampaknya ditujukan kepada Partai Nasdem. Sebab, penggunaan kata gemar ditujukan pada tindakan yang disukai dilakukan secara berulang.

Catatan Jamiluddin, Nasdem memang pada Pilpres 2014, 2019, dan 2024 nanti mengusung capres yang bukan kadernya.

"Tampaknya itulah yang dimaksud impor oleh Hasto," demikian kata Jamiluddin dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (4/2).

Namun demikian, partai lain juga sama seperti yang dilakukan Nasdem. Golkar, PKB, PAN, PPP, dan PKS juga dapat dikatakan partai yang gemar impor. Sebab, partai politik tersebut pada Pilpres 2014 dan 2019 juga mengusung capres yang bukan kadernya.

"Jadi, sindiran itu juga tertuju kepada banyak partai. Karena itu, kalau mengikuti berpikir Hasto, maka PDIP merasa tidak cocok untuk berkoalisi dengan banyak partai," jelas mantan  Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini.