Masalah di Papua bukan sesuatu yang tidak bisa dipecahkan. Syaratnya, seluruh pemangku kepentingan harus mengutamakan dialog jujur dan tidak emosional untuk menyelesaikan berbagai masalah di Tanah Papua.
- Tukang Ojek di Papua asal Jember Tewas Diduga Dirampok KKB, Jenazah Dipulangkan Besok
- Kebanggaan Prabowo Nostalgia dengan Mantan Anak Buah di Papua Setelah 27 Tahun Tak Bersua
- Satgas Damai Cartenz Lumpuhkan 4 Anggota KKB di Pegunungan Bintang
"Papua ini ibarat anak yang selama ini tidak mendapatkan kasih sayang, dan sekarang ngambek," ucap Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, di Jakarta, Jumat (10/3).
Kekecewaan masyarakat Papua ini tidak hanya tertuju pada Pemerintah. Tapi juga terhadap orang-orang yang selama ini mendapat mandat duduk di pemerintahan di Papua yang justru malah tersangkut kasus korupsi.
Akibatnya, angka kemiskinan dan stunting di Papua pun masih tinggi. Indikator kesejahteraan sosial di Papua juga paling rendah. Dengan beragamnya masalah tersebut, sudah selayaknya pendekatan keamanan tidak lagi menjadi pilihan utama untuk menyelesaikan permasalah di Bumi Cenderawasih.
"Pendekatan kemanusiaan harus dikedepankan sehingga hatinya terbuka," ujar putri Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.
Ditambahkan Yenny, dalam menjalankan pendekatan kemanusiaan tersebut, peran tokoh adat, tokoh agama, hingga pengurus gereja harus maksimal. Sebab, tiga elemen masyarakat itu paling memahami apa yang selama ini menjadi persoalan di Papua.
Jangan sampai kehadiran mereka hanya sebatas simbol saja. Harus ikut berperan lebih dan bersifat substantif.
- Tukang Ojek di Papua asal Jember Tewas Diduga Dirampok KKB, Jenazah Dipulangkan Besok
- Relawan Prabowo Ancam Laporkan Yenny Wahid ke Polisi
- Yenny Wahid saat Hadiri Harlah Muslimat: NU Netral di Pilpres 2024