Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti meminta semua pihak objektif dalam berifikir mengenai adanya perbedaan perayaan Idulfitri. Setiap ada perbedaan perayaan 1 syawal kerap dikaitkan dengan perbedaan antara NU dan Muhammadiyah.
- Konflik PKB dan NU Kian Tebal
- LaNyalla Ajak NU Perjuangkan Kembali ke UUD 1945 Asli
- NU dan Dramaturgi Kiai Marzuki Mustamar
Menurut Mu’ti, perbedaan Idulfitri bukanlah perbedaan antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
“Yang menggunakan metode hisab dalam menetapkan Idul Fitri tidak hanya Muhammadiyah. Banyak ulama dan pesantren Nahdlatul Ulama yang menggunakan hisab,” kata Abdul Mu’ti dalam cuitan di akun Twitter pribadinya @Abe_Mukti dikutip Rabu (19/4).
Selain itu, Abdul Mu’ti juga menyatakan bahwa pelaksanaan shalat Idulfitri di lapangan terbuka pun tidak hanya identik dengan Muhammadiyah.
“Yang shalat Idulfitri di Masjid tidak hanya warga Nahdlatul Ulama,” tuturnya.
Pasalnya, kata Abdul Mu’ti, mengenai tempat shalat ied terjadi karena perbedaan dalam memahami Hadis Nabi dan pendekatan dalam menetapkan hukum.
“Mari membuka wawasan. Mari bina dan perkuat persatuan. Persatuan bukan penyeragaman, tapi penerimaan atas perbedaan,” pungkasnya.
- PPP Jombang Dukung Nyai Mundjidah Dua Periode
- Lelang Proyek Pembangunan Alun-alun Jember dan Jalan Andongrejo-Bandealit Senilai Rp40 M Dinilai Ilegal
- Ambulans Angkut 6 Pegawai Dinas Kesehatan Tulungagung Terguling Usai Tabrak Pengendara Motor