Posyandu Masih Gunakan Timbangan Sarung, Anas Karno Dorong ke Mode Digital

Anas Karno menyerahkan timbangan digital untuk bayi ke petugas posyandu/RMOLJatim
Anas Karno menyerahkan timbangan digital untuk bayi ke petugas posyandu/RMOLJatim

Posyandu sebagai garda terdepan dalam memantau tumbuh kembang anak agar terhindar dari ancaman stunting, sering kali dikeluhkan kelengkapan sarana dan prasarananya. 


Diantara kelengkapan yang dikeluhkan itu adalah timbangan bayi. Ternyata, tidak sedikit dari Posyandu di Surabaya, masih menggunakan timbangan gantung atau timbangan sarung. 

Itupun dibeberapa Posyandu kondisinya rusak. Sehingga ada yang menggunakan timbangan injak. Yang lebih tidak presisi dan tidak praktis untuk mengukur berat badan bayi. 

Karena bayi harus digendong ibunya saat menimbang badan. Sehingga berat badan bayi dihitung dengan hasil pengurangan berat badan ibu.

"Keluhan tersebut kerap saya temui dalam setiap kesempatan bertemu dengan warga dalam kegiatan reses ataupun Sambung Roso," kata legislator Fraksi PDIP Anas Karno dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (6/6).

Menurut Anas dari pengakuan para kader yang melakukan layanan Posyandu, timbangan digital untuk bayi lebih akurat atau presisi hasil pengukurannya. 

Kalau dibandingkan dengan timbangan gantung, atau timbangan sarung, yang masih beroperasi secara manual. Terlebih lagi kalau dibandingkan timbangan injak

"Dibeberapa Posyandu permintaan timbangan bayi digital saya penuhi karena timbangan manualnya rusak. diantaranya Posyandu di sekitar kelurahan Panjang Jiwo kecamatan Sukolilo" jelasnya.

Anas Karno yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya tersebut mendorong supaya dinas terkait segera mempertimbangkan mengganti model timbangan bayi di Posyandu yang masih manual, dengan mode digital.

"Karena setiap ons saja berat bayi bertambah atau tidak sesuai usianya, dan tercatat dengan akurat, sangat berarti untuk pencegahan stunting," terangnya.

Sementara itu Wanti Ketua Posyandu Singkong RT 04 RW 04 Kelurahan Panjang Jiwo mengatakan, timbangan bayi di tempatnya rusak dan sudah lama dilaporkan ke Puskesmas setempat, tapi bantuan tidak kunjung tiba.

"Alasannya harus kolektif dulu, penggantian tidak bisa satu persatu. Jadinya kita pakai timbangan sarung. Kalau yang digantung pakai sarung itu tidak akurat. Padahal ada 40 balita yang kita layani. Alhamdullilah ada bantuan dari Pak Anas," ujarnya.

Wanti mengatakan, Posyandu yang diketuainya memberikan layanan setiap bulan sekali mulai pukul 09.00 WIB sampai 11.30 WIB.

"Banyak yang datang setiap kita membuka layanan. Kadang kita obrak i dulu. Mengetahui pertumbuhan berat badan bayi ini penting untuk menekan angka stunting. Selain itu kita juga berikan makanan tambahan. Kita berharap dengan adanya bantuan timbangan digital ini semakin memperlancar jalannya pelayanan Posyandu," pungkasnya.