Pj Wali Kota Malang Ajak Semua Lapisan Masyarakat Bersinergi Bersama Wujudkan Zero Stunting

Pj Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM  saat memberikan sambutan/Ist
Pj Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM saat memberikan sambutan/Ist

Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM mengajak untuk semua lapisan masyarakat bersinergi bersama, dalam mewujudkan zero stunting di Kota Malang di acara Rembuk Stunting yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kota Malang.


Acara yang diselenggarakan di Ijen Suite & Convention bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan oleh perangkat daerah dan stakeholder terkait dapat disinergikan, pada Rabu (15/5). 

Pj Wali Kota menyebutkan langkah kolaboratif dari semua pihak dalam pencegahan dan penanggulangan stunting sangat dibutuhkan. 

“Karna masalah stunting bukan hanya urusan kelompok atau perangkat daerah tertentu, namun menjadi tanggung jawab bersama, baik secara institusional dan personal,” jelasnya.

Beberapa arahan yang diberikan Wahyu, guna percepatan penurunan stunting dari hulu ke hilir di antaranya adalah bimbingan perkawinan yang terintegrasi, pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin dan pendampingan bagi calon pengantin minimal tiga bulan sebelum menikah. 

Persiapan kesehatan bagi calon ibu juga menjadi perhatian dengan pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil. Selain itu juga di bulan peningkatan cakupan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan, pendampingan bagi keluarga risiko stunting, hingga penguatan kolaborasi dengan masyarakat dan dunia usaha.

"Demi mencapai target penurunan stunting, kami telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp227.667.411.371,00 yang meningkat Rp18,08 miliar dibandingkan tahun 2023 lalu," bebernya.

Maka dari itu, Pemkot Malang terus mendorong kecamatan dan kelurahan untuk berkolaborasi dengan puskesmas, komunitas serta institusi untuk melahirkan inovasi guna penurunan angka stunting.

Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, angka prevalensi stunting di Kota Malang turun dari hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 sebesar 18 persen menjadi 17,3 persen. Sementara itu, berdasarkan hasil bulan timbang pada Bulan Februari 2024 yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan prevelansi stunting di Kota Malang sebesar 8,38 persen. 

"Alhamdulillah angka stunting kita sudah turun, meskipun masih di bawah dari target. Hari ini melalui Rembuk Stunting kita evaluasi mana yang harus kita optimalkan agar target bisa tercapai. Sesuai konsep pentahelix itu kita upayakan untuk bergerak bersama. Karena kalau tidak ada sinergi, itu juga akan sulit,” terang Wahyu.

Hal Senada juga disampaikan oleh Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Erik Setyo Santoso, ST, MT. TPPS Kota Malang memiliki tanggung jawab untuk mengoordinasikan, menyinergikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan penurunan stunting secara efektif, konvergen dan terintegrasi dengan melibatkan peran lintas sektor dalam lingkup Pemkot Malang. 

Salah satu wadah untuk menyinergikan rencana dan aksi seluruh stakeholder adalah melalui Rembuk Stunting. Jadi akan dipastikan bagaimana pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan antara perangkat daerah yang mewenangi dengan sektor lembaga non-pemerintah dan masyarakat.

Erik menyebut bahwa berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemkot Malang dalam menurunkan prevelansi stunting seperti bantuan makanan tambahan dan pemberian edukasi mengenai kesehatan reproduksi bagi remaja. Tak hanya itu, juga diberikan pelatihan keterampilan pengolahan bahan makanan sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI) pada ibu kader. 

Pemkot Malang juga memberi perhatian khusus dalam Infrastruktur seperti peningkatan kualitas sanitasi, lingkungan bersih, infrastruktur dan beberapa hal yang menunjang dalam intervensi pencegahan dan penurunan stunting secara terpadu dan berkelanjutan.

Berbagai inovasi juga diciptakan dalam mendukung upaya-upaya penurunan stunting oleh kelurahan. Beberapa di antaranya adalah Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting) dari Kelurahan Oro-oro Dowo, Klenting Donasi dan Makanan Sehat Atasi Stunting (Masting) di Kelurahan Samaan, dan Gerakan Ting Tong (pukul tiang besi) sebanyak 5 kali setiap pukul 20.00 WIB untuk mengingatkan minum tablet tambah darah setiap hari.

"Semua upaya ini memperkuat komitmen agar terwujud target angka stunting pada Kota Malang minimal 14 persen sesuai dengan target nasional. Harapan saya Rembuk Stunting hari ini dapat dimanfaatkan secara maksimal mungkin dan paling penting adalah aksi di lapangan. Penanganan langsung terhadap terindentifikasi atau terduga langsung. Sehingga kita bisa pantau bagaimana progresnya dari waktu ke waktu,” pungkasnya.[adv]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news