Cerita Puluhan Gadis di Jember Dijanjikan Jadi Foto Model Malah Jadi Korban Pencabulan Fotografer

3 korban pelecehan seksual dan pencabulan oleh fotografer saat melaporkan di ruang SPKT Polres Jember/RMOLJatim
3 korban pelecehan seksual dan pencabulan oleh fotografer saat melaporkan di ruang SPKT Polres Jember/RMOLJatim

Sedikitnya 3 gadis belia mendatangi Polres Jember pada Rabu (22/5) sore. Mereka mengaku menjadi korban pelecehan seksual dan perbuatan cabul. 


Pelecehan atau pencabulan diduga dilakukan seorang fotografer berinisial TY. Pencabulan terjadi korban menjadi model pemotretan di Studio Foto di Wilayah Balung Kabupaten Jember.

Mereka yang mengaku sebagai korban itu langsung memasuki ruang SPKT Polres Jember. Setelah menyampaikan laporannya, mereka kemudian diarahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan anak (PPA) Polres Jember.

"Peristiwa pelecehan itu terjadi di studio fotonya saat ruangannya sepi. Korban yang hendak melaporkan ada 6 korban, namun untuk saat ini baru 3 orang yang berani speak up," kata salah satu korban, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Pelecehan seksual dan pencabulan bermula saat pelaku menghubungi para korban lewat akun instagram. Pelaku menawarkan jadi model di foto Instagramnya dengan iming-imingi akan mendapatkan honor jika fotonya terpilih menjadi endorse sebuah produk.

Tergiur tawaran itu, para korban rela jauh-jauh datang dari Jember kota ke studio milik pelaku di  kawasan Jember selatan, yakni Kecamatan Balung. Pelaku meminta korban membawa dress hitam serta minta nomor Whatsapp. Pelaku selanjutnya menghubungi melalui nomor WhatsApp korban.

"Namun korban kecewa sesampai di studio foto pelaku, karena tidak sesuai ekspektasi, tapi malah menjadi korban pelecehan seksual," katanya.

Pelaku ini, lanjut dia, saat memberikan pengarahan kepada para model dijadikan kesempatan untuk meraba beberapa organ vital dan reproduksi para model itu.

"Bahkan ada korban juga menceritakan ada yang berhubungan badan," ungkapnya.

Menurut gadis berbaju hitam ini, kejadian yang menimpa mahasiswi ini terjadi sudah lama sejak tahun 2020 lalu, sehingga korbannya cukup banyak. Tetapi para korban baru berani bicara tahun ini. 

"Kira-kira ada 30-an orang korban dan rata-rata mahasiswi yang dia incar," kata dia.

Pelaku selalu diminta para korban membawa dress hitam yang ketat saat datang di studio foto agar tubuhnya terlihat seksi.

Selain itu, korban yang berhijab diminta melepas hijabnya. Para korban terpaksa menuruti karena di sana ada unsur kekerasan dan ancaman dari pelaku.

"Karena itu, kami harus melaporkan kasus ini ke Polres Jember, supaya tidak ada lagi korban baru dari fotografer ini. Sebagai perempuan kami merasa malu dengan perbuatan mesum pelaku," terangnya.

Hal senada disampaikan mahasiswi lainnya yang juga menjadi korban. Mahasiswi berseragam serba putih ini membenarkan pengakuan rekannya. Bahkan, ia menyebut korban lainnya ada yang sampai disetubuhi terduga pelaku.

"Tidak hanya dilecehkan, ada korban yang lain ada yang sampai disetubuhi," tegas dia.

Salah seorang petugas piket Satreskrim Polres Jember, Iptu Naufal Muttaqin membenarkan laporan tersebut. Dia menjelaskan saat ini para pelapor sedang diminta keterangan oleh penyidik.

"Laporan masih berjalan, nanti laporan tersebut akan kami tindak lanjuti dengan pemeriksaan lebih lanjut," ujar Naufal.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news