Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sukses menghadirkan inovasi terbaru berupa deterjen berbahan baku minyak kelapa dan ekoenzim. Inovasi yang diberi nama Chozz ini hadir untuk mengurangi limbah yang mencemari lingkungan.
- 50 Mahasiswa Lolos Seleksi Penerima Beasiswa Kerajaan Maroko
- Dewan Minta Pemkot Surabaya Jangan Gegabah Buka Sekolah Tatap Muka
- Resmikan Dua Asrama SMAN 3 Taruna Angkasa Jawa Timur, Pj Gubernur Adhy Tegaskan Komitmen Pemprov Jatim Tingkatkan Kualitas Pendidikan
Berkat inovasi itu, tim Chozz berhasil menyabet juara II di ajang Internasional Youthpreneur Competition (IYC) 2024 yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) belum lama ini.
Ketua tim Chozz ITS Rafindita Sumar Ramadhan mengatakan inovasi ini lahir karena adanya penggunaan detergen berbahan anorganik di lingkungan rumah tangga yang dinilai tidak ramah lingkungan.
"Penggunaan detergen berbahan anorganik ini dapat menimbulkan permasalahan serius bagi keberlangsungan lingkungan hidup," kata Rafindita dalam keterangannya, Selasa (4/6).
Berdasarkan penelusuran tim Chozz, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat bahwa pada tahun 2014 hingga 2018 kerusakan sumber daya air di Indonesia mengalami peningkatan hingga 50 persen. Sedangkan pada 2021 distribusi volume sumber daya air terbesar di Indonesia sudah dipegang oleh pihak rumah tangga.
Angka tersebut juga menunjukkan bahwa skala rumah tangga juga berkontribusi menyumbang pencemaran pada sumber daya air. Salah satu sumber pencemaran yang berasal dari rumah tangga adalah adanya penggunaan detergen anorganik tersebut.
"Chozz adalah inovasi yang dapat menggantikan peran detergen anorganik," kata mahasiswa Departemen Sistem Informasi ITS tersebut.
Inovasi yang dibawa tim Chozz ini memiliki bahan penyusun organik yang dinilai lebih ramah lingkungan. Memanfaatkan sumber daya yang mudah ditemui, tim Chozz membuat detergen dengan bahan dasar minyak kelapa dan ekoenzim.
"Penggunaan bahan organik ini diharapkan dapat mencegah serta menurunkan pencemaran air yang ditimbulkan rumah tangga," tutur Rafin seperti dilansir Antara.
Ia menjelaskan alasan di balik pemilihan bahan baku minyak kelapa tersebut karena adanya sumber daya kelapa yang berlimpah di Indonesia. Sedangkan ekoenzim yang merupakan produk fermentasi limbah organik dipilih karena telah terbukti memiliki kemampuan membersihkan.
"Kami juga menggunakan essential oil sebagai pewangi dan soda api untuk memadatkan adonan detergen," ujarnya.
Tim Chozz membuat produk detergennya dalam bentuk padatan dengan takaran yang telah disesuaikan, dimana satu buah padatan detergen dapat digunakan untuk membersihkan lima kilogram pakaian. Hal ini juga merupakan inovasi yang dibawa Chozz selain inovasi bahan baku organiknya.
"Kami membuat Chozz dalam bentuk padatan supaya lebih efisien," ujar mahasiswa angkatan 2023 tersebut.
Menurut Rafin, proses pembuatan Chozz tergolong sederhana. Bahan-bahannya yang terdiri dari minyak kelapa, ekoenzim, essential oil, dan soda api cukup dicampur menjadi satu dengan takaran tertentu kemudian dicetak hingga mengeras.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sajikan Ide-ide Brilian di ITS, Pertamina Tekankan Inovasi Harus Terus Dilakukan pada Dunia Industri
- Dukung Ketahanan Energi Nasional Melalui Inovasi, Pertamina Gelar Forum Improvement Innovation
- Pemkot Surabaya Gelar Upacara Hari Kesaktian Pancasila, PJs Wali Kota Restu Berharap Masyarakat Teladani Nilai-Nilai Kemanusiaan