Komisi A Minta Inspektorat Turun Periksa Proyek Box Culver Jl Kapasari I Surabaya

Arif Fathoni/RMOLJatim
Arif Fathoni/RMOLJatim

Temuan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam Inspeksi Mendadak (Sidak) ke proyek box culvert jalan Kapasari I bagai bola liar. Berbagai tanggapan bahkan sorotan adanya dugaan yang wajar dalam proyek tersebut mulai bermunculan.


Tak hanya pihak kontraktor pelaksana proyek maupun organisasi perangkat daerah (OPD) yang menjadi sorotan.

Namun kali ini, Inspektorat Surabaya juga kena imbasnya.

Pasalnya OPD yang dinahkodai Rachmad Basari ini dianggap tidak peka.

Sebab dalam sidak yang dilakukan orang nomer 1 Surabaya tersebut sudah jelas, tetapi inspektorat seolah terlihat masa bodoh.

"Sebenarnya kalau Wali Kota sidak di lapangan mengutarakan ada ketidak sesuaian yang antara perencanaan proyek dan realisasi di lapangan, secara otomatis mestinya inspektorat kota Surabaya segera turun untuk melakukan audit investigasi atas pelaksanaan proyek tersebut," jelas Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Arif Fathoni pada Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (5/6).

Thoni menambahkan peran inspektorat dalam proyek yang dianggap 'menyimpang' oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sangat diperlukan.

"Audit yang dilakukan inspektorat apakah ada kesalahan administrasi yang berpotensi menimbulkan kerugian negara. Apakah kemudian dalam dokumen perencanaan dengan pelaksanaan di lapangan ada ketidaksesuaian bagaimana" ungkap Thoni.

Tak hanya masalah dokumen, tetapi Thoni juga meminta kwalitas bahan baku yang digunakan kontraktor pelaksana proyek box culvert itu juga dilakukan penelitian standarnya.

"Kedua mutu bahan beton box culvert apakah sudah sesuai dengan apa yang menjadi indikator-indikator lelang," tandasnya.

Dengan cawe-cawenya inspektorat Kota Surabaya ini diharapkan dapat membuka tabir dari proyek yang membuat Wali Kota Eri uring-uringan.

"Nah dengan demikian inspektorat bisa bekerja sesuai dengan tupoksinya," pungkasnya.

Seperti diberitakan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan sidak proyek pembangunan box culvert di Jalan Kapasari I, Kecamatan Simokerto, Surabaya, Rabu (22/5). 

Dalam sidak tersebut Wali Kota Eri menemukan pengerjaan tersebut belum sepenuhnya selesai.

Apalagi pembangunan pavingnya belum dikerjakan sama sekali.

Tak ayal dengan melihat pembangunan dengan kondisi yang terkesan semrawut itu, Wali Kota Eri uring-uringan.

Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini meminta pekerjaan tersebut harus selesai dalam waktu dekat.

Untuk memastikan keprofesional kontraktor tersebut, ia akan melakukan sidak kembali.

"Salurannya sudah 95 persen, tapi posisinya masih ada pekerjaan untuk paving. Saya minta dua hari lagi saya akan ke sini untuk memastikan pengerjaan paving-nya," kata Wali Kota Eri dikutip Kantor Berita RMOLJatim di sela kegiatan sidak.

Bahkan bila ultimatum tersebut tak dihiraukan oleh kontraktor. Maka Wali Kota Eri segera menghentikan pengerjaan proyek tersebut.

"Saya bilang sama kontraktornya, ojo ngene ngerjakno e (Jangan seperti ini mengerjakannya). Kalau tidak, tak endek awakmu engkuk (Kalau tidak, saya hentikan anda nanti)," pungkasnya.

Tak hanya mendeadline kontraktor Proyek Box Culvert Jalan Kapasari I Surabaya agar dalam dua hari juga harus dapat menggarap pavingisasi dilokasi yang sama.

Wali Kota Eri dalam sidaknya juga menilai pengerjaan proyek tersebut lambat.

Pasalnya pengerjaan proyek tersebut tak profesional sehingga berdampak terganggunya aktivitas masyarakat.

Menurut Wali Kota Eri pengerjaan saluran dan paving, seharusnya bisa dilakukan secara paralel. 

Misalnya, kata dia, total panjang saluran yang dikerjakan mencapai 1000 meter. 

Maka ketika pekerjaan sudah mencapai 500 meter, di atasnya bisa langsung ditutup untuk jalan atau paving.

"Ketika menginjak 500 (meter) ke atas, maka yang 0 (meter) ini harusnya sudah dikerjakan jalannya, ada paralel. Jadi mengerjakan 600 (meter), jalan yang 500 (meter) sudah selesai. Jadi, ini (600 meter) selesai, jalan tertutup," tegas Wali Kota Eri dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (23/5).

Wali Kota Eri juga tak segan memberikan sanksi tegas kepada pihak kontraktor penggarap proyek box culvert Jalan Kapasari I Surabaya.

Sanksi tersebut akan diberikan apabila kontraktor penggarap proyek box culvert Jalan Kapasari I Surabaya masih menerapkan pola  pengerjaan sebelumnya. 

Adapun sanksi itu akan diberikan bertahap mulai Surat Peringatan (SP) 1 dan 2 hingga SP 3 atau pemutusan kontrak kerja.

"Karena pekerjaan itu bisa dilakukan paralel. Kalau begini bagus, cepat, tapi masyarakat tidak bisa menggunakan jalan lagi, yang untuk 0-500 meter. Paling tidak, bisa maju berapa meter ditutup, maju berapa meter ditutup. Jadi masyarakat juga bisa merasakan langsung ditutup," jelas Wali Kota Eri dikutip Kantor Berita RMOLJatim, saat sidak, Rabu (22/5)

Wali Kota Eri menjabarkan, jika box culvert Jalan Kapasari I nantinya akan terkoneksi dengan saluran di bawah perempatan traffic light Jalan Kalianyar Surabaya. 

Dari perempatan itu, saluran kemudian terkoneksi dengan Rumah Pompa Undaan.

"Nanti dua hari lagi saya ke sini, lihat sirtu-nya sudah datang, sudah menutup belum (box) yang (jalan) mulai ujung. Karena kalau dari pengerjaan saluran, hampir 100 persen," ujarnya.

Dalam sidak kali ini, Wali Kota Eri juga terlihat berinteraksi langsung dengan sejumlah warga. 

Warga di sana mengeluhkan genangan kerap terjadi sejak puluhan tahun lalu ketika hujan deras.

"Jadi tidak bisa menyelesaikan banjir di sini, penyelesaiannya hanya di sini saja. Kalau di sini banjir, maka juga harus menarik (dikoneksikan) dari sana (Rumah Pompa Undaan)," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news