Grup Musik La Ngetnik Rilis Album Perdana LAWH Fashal 1, Berikut 12 Lagu Penuh Filosofis

Personel Grup musik La Ngetnik/Ist
Personel Grup musik La Ngetnik/Ist

La Ngetnik, Grup musik asal Sumenep, Madura telah meluncurkan album perdana bertajuk LAWH Fashal 1 pada Rabu (19/6). Kini, album LAWH Fashal sudah tersedia di semua platform musik digital.


Salah satu personel La Ngetnik Rifan Khoridi menjelaskan, Fashal 1 meminjam istilah dari kitab klasik yang berarti bagian pertama atau vol 1.

"Sedang LAWH bermakna tablet atau media tulis. Secara terminologi bahwa seluruh peristiwa dan kisah di semesta ini telah tertulis dalam naskah LAWH, yaitu manuskrip segala kejadian yang sudah termaktub valid tanpa kebetulan," kata Rifan dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (22/6).

Rifan menyebutkan, album musik ini terdiri dari 12 lagu dengan penggabungan lintas genre yang variatif namun tetap konsisten mengelaborasi pola dentum lokal (etnik) yang dimanifestasikan dengan dentum elektronik kontemporer.

"Lagu-lagu tersebut menceritakan berbagai peristiwa dan kisah-kisah baik terkait keluarga, kontemplasi asmara, psikologi, isu sosial hingga spiritual," sebutnya.

Ia menjelaskan, track pertama dibuka dengan Pengantar Bunyi sebagai mukaddimah, lalu Ritus Cermin Semesta sebuah lagu bernuansa rock-mediteranian yang menarasikan bahwa harapan dan doa harus terus dijaga nyalanya. Disusul Mausimul Hubb (musim bercinta) dengan warna arabian funk.

Kemudian lagu Sanasren diambil dari puisi Alfaizin dengan judul yang sama dan memainkan gendang dangdut beriring akordeon serta beberapa jenis perkusi.

Di track ke-5 ada Barqun yang bermakana kilatan cahaya bercerita tentang perjalanan spiritual Sang Rasul yang dikenal dengan istilah Isra’ Mi'raj.

"Lalu di track berikutnya kita suguhkan Pada Gemawan yang menjadi eksperimentasi La Ngetnik dalam menggabungkan unsur warna Borneo dengan gaya ritme musik semi keroncong," ujarnya.

Di lagu ke-7 ada kisah-kisah yang menarasikan ragam cerita manusia dengan segala profesi serta tujuan hidupnya. Berlanjut di track berikutnya ada Bestari sebuah kontemplasi asmara tentang seseorang yang pernah berdiam dalam hati namun kini telah pergi dan hikayatnya berubah menjadi syair dan lagu-lagu.

Kemudian disusul lagu berjudul Serdadu Ibu. Sebuah persembahan pada wakil Tuhan di bumi bernama Ibu.

Di track ke-10 dengan lagu berjudul Mistik Yang Asyik terkemas dengan rock vintage berbalut synthesizer menggabungkan Bahasa Indonesia dan Bahasa Madura.

Selanjutnya, berjudul Adalah Cahaya juga menjadi lagu kontemplasi fasih bahwa seluruh teka-teki hidup puncak hasilnya pastilah cahaya.

"Lagu terakhir, La Ngetnik menaruh Askara sebagai kudung penutup dengan syair berisi titipan semangat kepada generasi untuk terus menggelar lingkar kreasi karya, serta diskusi ruang-ruang nalar dan meyakinkan bahwa mereka adalah Sang Askara," jelasnya.

Disebutkan, album LAWH Fashal 1 telah menggabungkan beberapa aspek kisah dari inti kehidupan yang dituangkan dalam lagu-lagunya.

Album dengan durasi 45:31 menit tersebut dikemas dalam keunikan warna bunyi serta keragaman bahasa dan pemilihan diksi kata yang menjadikannya lebih imajinatif dan inovatif.

"LAWH Fashal 1 menjadi harapan bagi La Ngetnik dalam rangka menitip jejak pada waktu, bahwa kita telah memenuhi kewajiban sebagai seniman musik untuk berkarya dan merampungkan apa yang telah dimulai dengan mewujudkan album," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news