Beras, emas perhiasan, cabai rawit gula pasir, daun bawang, jagung manis minyak goreng dan beberapa kelompok komoditi makanan lainnya, menjadi penyumbang tertinggi inflasi di Kabupaten Jember pada bulan Juli 2024. Kemudian disusul pakaian dan alas kaki serta kelompok pendidikan.
- Festival Anak Sholeh Jatim XII Digelar di Jember, Juara Akan Dikirim ke FASI Nasional
- Truk Tronton Bermuatan Triplek Terguling di Kawasan Gunung Gumitir
- Advokat Thamrin Beri Waktu Dua Hari Plt Kepala UKPBJ Jember untuk Tunjukkan Sertifikat Kompetensi Lelang Proyek
Badan Pusat Statistik (BPS) Jember mencatat bulan juli 2024 inflasi year on year ( y on y), Jember sebesar 1,88 persen dengan Indeks harga konsumen (IHK) sebesar 106,39 persen. Inflasi ini karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan dengan naiknya indeks kelompok pengeluaran diantaranya kelompok makanan minuman dan tembakau 3,31 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,05 persen. Sedangkan tingkat inflasi sebesar 0,04 persen (m-to-m) pada Juli 2024.
"Inflasi Y On Y pada bulan juli 2024 telah kenaikan IHK dari 104,43 pada juli 2023 menjadi 106,39 tahun 2024. Komponen yang menjadi penyumbang inflasi antara lain beras, emas perhiasan, cabai rawit gula pasir, daun bawang, jagung manis minyak goreng," ucap Kepala BPS Jember Tri Erwandi, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (4/8).
Sedangkan inflasi kelompok pakaian dan alas kaki, lanjut dia karena terjadi kenaikan indeks dari 102,34 pada juli 2023 menjadi 104,44 pada tahun 2024, sehingga mengalami inflasi y o y sebesar 2.05 persen.
Kemudian menyumbang inflasi adalah kelompok pendidikan, inflasi Y O Y atau tahunan sebesar 0,80 persen. Sub kelompok pendidikan lainnya sebesar 4,89 persen, subkelompok pendidikan menengah sebesar 1,87 persen, sub pendidikan Dasar (SD-SMP) dan anak usia dini sebesar 0,29 persen.
"Inflasi ini, terjadi karena memasuki tahun ajaran baru, para siswa mulai masuk sekolah. Banyak Kebutuhan siswa SMP, SMA dan pendidikan anak usia dini membutuhkan seragam dan peralatan sekolah lainnya, yang pasti berbeda-beda," katanya.
Jadi kebutuhannya tidak hanya buku, tapi juga meliputi pakaian dan alas kaki.
Erwandi menambahkan, cabai rawit memberi andil terbesar inflasi pada Juli 2024 yaitu 0,18 persen.
Menurutnya, hal itu dipengaruhi oleh curah hujan rendah Juni lalu di sebagian wilayah Jawa, yang kemudian berdampak ke produksi holtikultura seperti cabai.
Sedangkan urutan kedua, beras juga turut memberikan andil inflasi sebesar 0,13 persen. Sebab, luas panen padi pada Juni-Juli 2024 berkurang, jika dibandingkan dengan April-Mei 2024 atau saat puncak panen.
Dia juga menjelaskan Jember masih ada potensi kemarau, walaupun masih ada hujan. Sementara panen raya sudah lewat. Karena itu , dia meminta stok perlu dijaga, maka peran dari Bulog perlu ada pengaturan di beberapa wilayah agar masyarakat tidak bergejolak. Misalnya seperti menggelar pasar murah.
Sedangkan penyumbang andil inflasi Jember lainnya pada bulan Juli 2024, yaitu udang basah 0,02 persen, kentang 0,02 persen, Sigaret Kretek Mesin (SKM) 0,01, Daun bawang 0,01 persen, kangkung 0,01 persen, dan upah asisten rumah tangga 0,01 persen.
"Namun inflasi Jember dari tahun ke tahun (y-o-y) pada bulan juli 2024;masih berada dibawah Provinsi Jatim dan Nasional. Inflasi tahunan Kabupaten Jember sebesar 1,88 persen, sedangkan Jatim dan Nasional 2,13 persen," terangnya.
Wakil Bupati Jember, KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman aliasb Gus Firjaun menjelaskan Pemkab Jember bersama steakholder lainnya, terus berupaya melakukan pengendalian inflasi di Kabupaten Jember, yakni mencegah penimbunan. Sebab, penimbunan bisa menyebabkan terjadinya lonjakan harga.
Menurut dia analisis dari data BPS Jember, struktur ekonomi di Jember yang paling pertama adalah pertanian, selajutnya industri dan perdagangan. sehingga pihaknya harus menjaga perkembangan perubahan harga kebutuhan pokok setiap minggunya.
"Perlu adanya perbaikan dan pemantauan tentang distribusi yang efisien untuk memastikan distribusi dari produsen ke konsumen ini betul-betul berjalan lancar. Dengan demikian bisa memotong mata rantai distribusi yang panjang dan mengurangi biaya distribusi yang tentunya berdampak pada harga jualnya" jelas Gus Firjaun.
Untuk upaya selanjutnya kita sebagai Pemerintah perlu melakukan pengemasan dan penegakan hukum, hal ini diperlukan untuk memantau harga pasar serta mencegah praktek penimbunan barang, yang bisa menyebabkan lonjakan harga. Dengan cara ini, bisa membantu stabilitas harga di Kabupaten Jember.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Festival Anak Sholeh Jatim XII Digelar di Jember, Juara Akan Dikirim ke FASI Nasional
- Truk Tronton Bermuatan Triplek Terguling di Kawasan Gunung Gumitir
- Advokat Thamrin Beri Waktu Dua Hari Plt Kepala UKPBJ Jember untuk Tunjukkan Sertifikat Kompetensi Lelang Proyek