BEM Pesantren Bedah Hilirisasi Industri, HNSI Lamongan: Pelaku Hilirisasi Industri dan Nelayan Harus Saling Untung

Kadis Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lamongan, Anang Taufik saat memaparkan soal hilirisasi industri Lamongan/Ist
Kadis Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lamongan, Anang Taufik saat memaparkan soal hilirisasi industri Lamongan/Ist

Hilirisasi industri jalur Gerbang Kartosusila khususnya di Kabupaten Lamongan dikupas dalam seminar nasional BEM Pesantren se-Indonesia yang berlangsung di auditorium Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD), Banjarwati, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Rabu, (14/8).


Beberapa figur penting hadir di forum tersebut, diantaranya Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lamongan Anang Taufik, Kepala Badan perencanaan, penelitian dan pengembangan daerah, Sudjarwo, Pengurus DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Lamongan serta salah satu pengusaha muda sukses asal Lamongan, Dirham Aksara. 

Presiden BEM INSUD, Rizka Bintang Agus Satriya, mengatakan hilirisasi industri jalur Gerbang Kartasusila khususnya Kabupaten Lamongan memiliki banyak potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. 

Besarnya potensi itu, menurutnya, harus di kontrol oleh semua pihak termasuk mahasiswa, agar keberjalanan hilirisasi industri dikawasan Lamongan sesuai koridor perencanaan tanpa merugikan masyarakat. 

"Hilirisasi industri di kawasan industrialisasi Lamongan harus terus dikontrol oleh semua pihak agar pelaksanaanya bisa menjadi berkah bagi masyarakat sekitar," terangnya. 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdangangan Kabupaten Lamongan, Anang Taufik mengatakan, selain sejumlah perusahaan yang sudah fokus dan menerapkan konsep Hilirisasi industri, Bupati Lamongan, Yuhronur Effendi juga mendorong UMKM untuk ambil bagian dalam program yang di canangkan Presiden Joko Widodo itu. 

Dorongan itu, terang Anang, telah di ejawentahkan Bupati Lamongan melalui program prioritas bertajuk "UMKM Naik Kelas" yang berfokus pada upgrade usaha mikro untuk naik ke level lebih tinggi sehingga dapat andil pada program hilirisasi. 

"Pak Yuhronur Effendi sudah membuat program UMKM Naik Kelas agar pelaku UMKM di Lamongan terfasilitasi untuk upgrade ke level lebih tinggi," jelasnya. 

Disampaikan Anang, saat ini, di Kabupaten Lamongan terdapat kurang lebih 120 ribu UMKM. Jika disandingkan dengan besarnya jumlah penduduk yang mencapai angka 1,3 juta jiwa, maka terdapat 1/10 warga Lamongan yang telah menjalankan bisnis berskala mikro. 

Dari data itu, imbuh Anang, dapat digambarkan betapa besarnya potensi sektor UMKM di Kabupaten Lamongan kedepannya. Sehingga jika dilakukan peningkatan kualitas secara maksimal, dapat dipastikan pelaku UMKM bisa terus bertumbuh dan bersaing dalam industri. 

"Saat ini sudah ada kurang lebih 120 ribu UMKM di Lamongan. Sangat besar potensi ekonominya dan akan terus bertambah jika dilakukan upgrade terus menerus," jelasnya. 

Sementara itu, di waktu yang sama, sekrtaris DPC HNSI Lamongan, Makmun Murod memastikan jika pihaknya mendukung upaya hilirisasi di Kabupaten Lamongan khususnya di kawasan pantura, meliputi Kecamatan Paciran dan Brondong yang merupakan plot area industrialisasi. 

Tetapi walau dukungan itu sudah dilontarkan, ada beberapa hal yang menurut Murod patut terus diperhatikan baik oleh Pemkab Lamongan maupun perusahaan yang beroperasi di kawasan tersebut, yakni mengenai kebutuhan dan keadaan nelayan di Kecamatan Paciran dan Brondong sehingga kedua belah pihak bisa saling diuntungkan. 

"HNSI Lamongan tentu mendukung upaya Hilirisasi industri di kawasan pantura. Namun meski begitu, kami berharap pelaksana hilirasi harus dapat  saling menguntungan antara pengusaha dengan nelayan," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news